Merancang Teknologi Ramah Lingkungan

   Teknologi ramah lingkungan (eco-friendly-technology) dapat diringkas sebagai segala jenis aplikasi teknologi yang dapat memberikan kepuasan penggunanya dengan Sumber daya lingkungan yang lebih rendah. Sebelum kesadaran ekologi muncul, orang hanya berfikir ekonomi. Teknologi yang di terapkan adalah yang termurah dari sudut ekonomi, menggunakan Sumber daya alam maupun Sumber daya manusia yang murah walaupun dari sudut ekologi bisa saja dinilai mahal. Hal ini karena sistem ekonomi masih jarang menilai lingkungan dengan harga yang wajar.
   Secara umum, teknologi ramah lingkungan adalah teknologi yang hemat Sumber daya lingkungan (meliputi bahan baku material, energi dan ruang),dan karena itu juga sedikit mengeluarkan limbah (baik padat, cair, gas, kebisingan maupun radiasi) dan rendah resiko menimbulkan bencana. Kita akan melihat contoh-contoh teknologi ini pada fokus pengembangan iptek nasional:

   Gedung-gedung tinggi di berbagai kota di Indonesia, tak satupun yang mempunyai ciri bangunan iklim tropis apalagi yang berarsitektur khas Indonesia. Bangun menjulang itu di desain berdasarkan pola arsitektur barat, sehingga terlihat asing, tidak menyatu dengan lingkungan bangunan di sekitarnya.

   Penggunaan energi di sebuah gedung bisa mencapai 90 persen untuk AC fan lampu atau penerangan. Dengan memilih bahan kaca dari jenis emisivity atau low e-glass dapat mengurangi 15 persen energi yang digunakan. Sedangkan bila menggunakan kaca dari bahan titanium bisa memantulkan 96 persen inframerah dan 77 persen sinar ultra ungu.
   Tingkat penggunaan AC Tergantung dari penempatan jendela, karena dari jendela masuknya sinar matahari kedalam ruangan. Untuk itu jendela harus ditempatkan pada posisi yang bebas dari paparan sinar matahari langsung. Selain itu siensi listrik dicapai dari pemilihan lampu hemat energi, optimasi kerja lift dan pompa serta meningkatkan esiensi pendinginan AC. Penghematan energi yang dicapai dari rancangan itu bisa mencapai 45 persen. 
   Selain dari segi arsitektur, yaitu dengan dioptimalkan penerangan alami dan penghawaan alami pada bagian tertentu dari gedung , penghematan energi listrik juga dicapai dari penggunaan energi alternatif. Untuk pembangkitan energi di gedung dapat menggunakan teknoogi sel surya fotovoltaik yang mendinginkan ruangan dan penerangan. Selain itu penggunaan energi panas matahari dilakukan untuk menjalankan chiller (atau mesin AC). Dalam hal ini sel surya dipilih karena sumber energi ini dapat dengan cuma-cuma di daerah tropis.
   Konsep green building yang berkembang pesat di negara maju, juga diterapkan untuk mengurangi polusi udara di perkotaan. Caranya dengan menmanfaatkan lansekap vertikal untuk penyerapan CO2. Dengan tingginya jumlah kendaraan bermotor di perkotaan, polusi gas CO2 tentunya tergolong tinggi. Gas pencemaran ini secara global dalam kurun waktu lama telah diketahui akan cenderung menyebabkan peningkatan suhu muka bumi.

Energi

Solar panel
   Energi matahari adalah energi yang teramah lingkungan, di banding dengan mesin pengering, mengeringkan cucian di terik matahari itu ramah lingkungan, hanya perlu di desain saja jemuran yang praktis dan tidak membuat kesan kumuh. Demikian juga memanaskan air untuk mandi dengan menjemur air. Kalau dalam jumlah besar dan untuk disimpan memang perlu solar collector lengkap dengan tankinya. Teknologi sebenarnya sederhana dan murah, namun bisa cukup menghemat listrik atau gas, terutama untuk dunia perhotelan.
Rumah sakit yang berselimut tanaman
    Dengan sistem ventilasi yang benar, deasi gedung-gedung kita bisa menghemat penerangan maupun pendingin udara. apalagi jika gaya pakaian kita menyesuaikan. Di indonesia ini gaya busana yang latah meniru penjajah: untuk acara resmi kita pakai jas dan dasi, lantas agar tidak kegerahan, kita setel AC yang "sedingin kutub", seakan kita memelihara pinguin di sana. Kita perlu berkaca dengan rekan-rekan kita sesama daerah tropis seperti Thailand atau Filiphina, yang mengatur seragam dinas pegawai berupa T-shirt berkerah!.
   Di Jerman dan Jepang yang kesadaran lingkungan sudah tinggi banyak di kembangkan eco-house yang memadukan berbagai fungsi rumah secara maksimal. Dinding luar berselimut tanaman rambat. Atap berlapis solar panel. Aliran air dan udara di pikir masak-masak, misalnya air pemanas ruangan dapat di pakai mandi dan limbahnya dipakai menggelontor tinja. Septic-tank menghasilkan gas methan yang dapat dipakai menambah energi untuk dapur.
   Dulu, energi nuklir pernah dipandang sebagai energi ramah lingkungan, karena tidak menghasilkan emisi. Namun pendapat ini kini telah berubah. PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir) mensiasatkan masalah transportasi bahan nuklir dan tempat pembuangan limbah akhir yang sangat beresiko tinggi bagi lingkungan.
   Yang kini digalakkan adalah teknologi biofuel dengan primadona microalgae yang berpotensi menghasilkan 58.000 liter minyak/hektar (10x sawit). Sayang teknologinya masih di simpan di negara maju, padahal indonesia yang tropis dan banyak laut sangat berpotensi mengembangkannya.

Transportasi

   Alat trasnportasi paling ramah lingkungan tentu saja adalah sepeda! sudah banyak di kembangkan sepeda yang sangat efisien dari sisi energi, bahkan ada yang memiliki solar panel untuk menyerap energi matahari. Sepeda semacam ini dapat digunakan menempuh jarak ribuan kilometer.
    untuk beban yang sedikit berat di medan yang datar, becak dan pedati sebenarnya juga ramah lingkungan. Namun untuk jarak jauh dan beban raksasa, tentu saja kereta listrik lebih ramah lingkungan. Listriknya bisa dibangkitkan terpusat pada pusat listrik tenaga air, panas bumi atau sejenisnya. Kendaraan umum seperti bus juga lebih ramah lingkungan, dibandingkan dengan mobil pribadi. Lebih lama lagi jika menggunakan baterai listrik. Di Swiss sudah 20 tahun digunakan bus listrik dengan baterai berupa gandengan kecil, yang jika mendekati kosong gampang diganti dengan yang penuh, sambil menunggu yang kosong di is ulang.
   Untuk transportasi individual bermesin, mobil listrik lebih ramah lingkungan dibanding mobil biasa. Masalahnya, kapasitas baterai dalammenyimpan energi saat ini masih belum sebanyak bensinpada berat yang sama. Nilai optimal baterai ini baruakan tercapai kalaumenggunakan sel bahan bakar (fuel-cell), di mana energi di simpan dalam airyang dipisahkan (elektrolisa) ke hidrogen dan oksigen. Reaksi hidrogen-oksigen akan menghasilkan energi sangat besardengan limbah kembali berupa air. Namun teknologi fuel cell saat inimasih sangat mahal (belum layak pasar).
   Saat ini mobil listrik baru di pakai secara terbatas di bandara atau rumah sakit. Namun beberapa industri mobil sudah meluncurkan mobil hybird (misalnya toyota prios), yang berpenggerak listrik dan bensin. Saat macet, mesin listrik yang bekerja. Saat kecepatan optimal, mesin bensin akan mengambil alih. Jika di perlambat, energi mesin bensin di pakai untuk mengisi baterai.
   Pada level sederhana, banyak inovasi juga dapat digunakan pada kendaraan biasa. Misalnya alat tambahan yang dapat di pasang untuk mengoptimalkan pembakaran. Pabrik mobil juga berlomba mengembangkan "3-liter-cars" mobil yang dengan 3 liter bensin dapat menempuh 100 Km.
   Di laut juga dikembangkan kapal modern yang lebih ramah lingkungan, yakni yang menggunakan mesin dan sekaligus layar mekanis!. Layar ini dapat dikembangkan otomatis jika arah dan kecepatan angin menguntungkan. Penggunaan energi angin dapat menghemat bahan bakar hingga 50%.
   Teknologi energi dan transportasi yang ramah lingkungan termasuk yang saat ini paling di lindungi olehindustri negara maju dan karenanya paling mahal.

Informasi dan Telemonikasi

   Komunikasi elektronik adalah sangat ramah lingkungan jika diterapkan dengan tepat. Telekomunikasi akan mengurangi kebutuhan transportasi, berarti hemat energi. Informasi juga dapat disebarkan tanpa kertas (paperless) sehingga mengurangi jumlah pohon yang harus di tebang.
   Teknologi kertas daur ulang juga termasuk bagian upaya ramah lingkungan di sektor informasi. Dalam hal ini, tinggal menunggu kesadaran para penerbit. Jika di indonesia, para penerbit justru berlomba menggunakan kertas yang putih agar terkesan lux, di luar negeri getol di kembangkan kertas daur ulang. Konon untuk mencetak novel Harry Potter 7, sampai dikembangkan 32 jenis baru kertas daur ulang. Penerbit di kanada menggunakan kertas daur ulang 100%, smentara di amerika baru 30%. Upaya ini sudah membuat edisi bahasa novel inimenghemat penebangan hampir 200 ribu pohon dan 8 juta kg gas rumah kaca.
   Bila ada kemauan kuat, sebenarnya banyak yang sudah dapat dilakukan oleh negara ataupun masyarakat negara berkembang untuk menjadikan negeri mereka lebih ramah lingkungan, tanpa harus menunggu belas kasihan atau hutang transfer teknologi dari negara-negara maju, yang umumnya dikaitkan beberapasyarat politis, syarat-syarat yang bernuansa penjajahan.
   Teknologi yang dipatenkan oleh industri di negara maju pun, setelah 20 tahun akan habis patennya, dan dapat ditiru dan dikembangkan lebih lanjut oleh siapapun. Para ilmuwan, peneliti dan insinyur negara-negara berkembang harus lebih proaktif, kreatif dan tidak pasrah pada situasi atau justru malah bangga sekedar menjadi karyawan atau buruh murah bagi industri dari negara-negara maju. Masalah transfer teknologi adalah soal kegigihan negara berkembang untuk merebut teknologi serta niat baik negara maju untuk berbagi.

Demikian penjelasan materi "Merancang Teknologi Ramah Lingkungan", semoga bermanfaat.

Related Posts:

0 Response to "Merancang Teknologi Ramah Lingkungan"

Post a Comment