Bentuk Muka Bumi Akibat Tenaga Vulkanisme

Vulkanisme merupakan proses keluarnya magma ke permukaan. Magma naik ke permukaan melalui saluran pipa sentral yang disebut saluran kepundan atau diaterma. Magma yang sudah keluar di permukaan bumi disebut lava. Lava terbetuk di permukaan bumi terdiri atas berbagai jenis. Perbedaan jenis lava ini ditentukan oleh koposisi kimia pembentuknya, kandungan gas dan temperatur lava. Semakin tinggi kandungan silikan dan semakin rendah temperaturnya, lava akan semakin kental. Akibatnya aliran lava akan lebih lambat. Semakin tinggi kandungan gasnya, maka semburan lava akan semakin hebat pula. Secara umum dikenal tiga jenis lava, yaitu lava basaltik, rhyolit dan andesit.

Gejala vulkanik terjadi karena penyusupan magma. Aktivitas magma tersebut mampu mengubah bentuk muka bumi menjadi berbagai bentuk, sekaligus memengaruhi kehidupan manusia. Salah satu akibat kegiatan vulkanik adalah gunung api, yang mempunyai bentuk kerucut. Pada sisi ledengnya terdapat jurang-jurang yang merupakan jalan air atau lava menuju lembah. Kebanyakan gunung di Indonesia berupa gunung api.


Hasil vulkanisme dalam mengubah bentuk muka bumi dapat dilihat dari munculnya sejumlah bentukan seperti berbagai bentuk gunung, pegunungan, kubah dan dome. Aktivitas vulkanisme menghasilkan sejumlah material yang turut berperan dalam membentuk badan gunung atah menimbun lapisan sekitar gunung. Material-material tersebut dikeluarkan selama periode letusan tertentu. Wujud dari material-material tersebut berbeda-beda dan mempengaruhi bentuk gunung api yang di bentuknya. Material vulkanik yang dikeluarkan dari gunung api dapat berbentuk padat, cair dan gas. Material vulkanik berbentuk cair dapat berubah lava dan lahar. Lava adalah aliran magma di permukaan bumi yang menutup permukaan di sekitarnya.

Lahar adalah aliran lumpur panas yang merupakan campuran lava dengan air. Material vulkanik yang padat disebut eflata atau piroklastik. Eflata dapat berbentuk bom, lapili, pasif vulkanik dan abu vulkanik. Material vulkanik juga terdapat dalam bentuk gas. Material vulkanik yang berbentuk gas berupa uap air, belerang, asam arang dan karbon monoksida. Selain oleh wujud material yang dikeluarkannya, bentuk gunung api yang dihasilkan oleh aktivitas vulkanisme juga dipengaruhi oleh jenis atau tipe magma dan tipe letusannya. Adapun tipe magma yang dikeluarkan oleh gunung api secara umum dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu magma basaltik dan magma silika.

Perbedaan Magma Basaltik dan Magma Silika

Magma Basaltik

Magma basaltik dapat dibedakan dengan mudah dari tipe magma lainnya dari sifatnya yang encer. Magma basaltik dihasilkan dari letusan yang relatif tenang karena gas dalam magma dikeluarkan dengan cepat melalui celah atau retakan. Magma basaltik mengandung kadar silika yang rendah dan relatif cair. Karena sifatnya yang cair, magma tersebut menutupi wilayah yang luas, tetapi lapisannya relatif tipis.

Tipe magma ini secara luas ditemui pada punggung samudra dimana antarlempeng saling berpisah atau menjauh dan di dataran vulkanik serta plato pada benua. Temperatur lava mencapai 900°C sampai 1200°C. Karena cair, maka kecepatan aliran lava basaltik dapat mencapai 20 km per jam sebelum akhirnya berhenti dan membeku.

Magma baaltik ditemui pada sejumlah gunung di dunia seperti di Hawaii dsn tipe pahoehoe. Tipe gunung api yang dihasilkan oleh tipe magma basaltik adalah tipe gunung api perisai.

Magma Silika

Sesuai dengan namanya, magma ini mengandung kadar silika yang tinggi dan bersifat kental. Magma silika dapat menyebabkan letusan yang sangat hebat. Kentalnya magma menyebabkan gas sukar keluar atau memisahkan diri dari magma. Akibatnya gas tersebut tersimpan dalam waktu yang lama menjadi tenaga yang kuat untuk menghasilkan tenaga yang kuat untuk menghasilkan ledakan.

Magma tipe ini menghasilkan batuan beku granitik. Temperatur magma relatif lebih rendah dibandingkan magma basaltik. Karena kekentalannya, maka aliran magma relatif terhambat. Bentukan yang dihasilkan magma ini berupa kubah berbentuk bulat pada lubang kepundan. Magma tipe ini menghasilkan tipe gunung api komposit atau strato dan gunung api mar.

Baik magma basaltik maupun magma silikan dikeluarkan dari bentuk lubang yang memiliki bentuk berbeda. Perbedaan bentuk lubang menyebabkan perbedaan jenis erupsi yang terjadi. Berdasarkan bentuknya tersebut, maka erupsi yang terjadi dapat dibedakan menjadi bentuk erupsi berikut.
  • Erupsi linier, yaitu letusan yang terjadi pada lubang yang berbentuk memanjang. Contoh tipe ini terjadi di Eslandia. Magma yang dikeluarkan dan gunung api tersebut bersifat sangat encer dan menutupi wilayah yang sangat luas.
  • Erupsi areal, yaitu letusan yang terjadi pada lubang tempat keluarnya magma yang berupa suatu wilayah yang berukuran besar dan luas. Letusan tersebut terjadi karena posisi dapur magma berada dekat permukaan.
  • Erupsi sentral, yaitu letusan yang terjadi pada lubang erupsi berbentuk pipa yang relatif kecil dan sempit. Akibatnya, material vulkanik yang dihasilkan berbentuk kerucut vulkanik. Tipe ini menghasilkan tiga bentuk gunung api, yaitu gunung api perisai, gunung api mar dan gunung api strato.
  • Gunung api perisai yaitu bentuk hasil erupsi efusif atau aliran. Gunung api tersebut berbentuk karena sifat magma yang dikeluarkan cair atau encer. Magma yang dihasilkan mengalir ke segala arah dengan ketebalan lapisan yang tipis dan ketinggian yang rendah. Gunung api di kepulauan Hawaii merupakan contoh yang baik dari tipe ini.
  • Gunung api mar, yaitu bentukan hasil erupsi eksplisit atau ledakan. Gunung api tipe ini memiliki dapur magma yang relatif kecil dan dangkal. Akibatnya dengan hanya satu kali letusan maka aktivitas gunung api tersebut akan berhenti. Ketinggian gunung ini relatif rendah dan memiliki kemiringan yang cukup curam. Pada bekas letusan, biasanya terbentuk danau yang dasarnya relatif kedap air. Contoh tipe ini adalah danau Eifel di Perancis dan Ranu Klakah di lerenh gunung Lamongan.
  • Gunung api strato, yaitu bentukan gunung api yang dihasilkan letusan eksplosif dan efusif secara bergantian. Gunung api tersebut berbentuk kerucut yang tinggi dengan lereng yang curam. Kerucut yang tinggi merupakan hasil dari timbunan material-material vulkanik yang padat maupun cair secara terus-menerus. Dari 129 buah gunung api aktif di indonesia, sebagian besar merupakan tipe gunung api srasto seperti tangkuban perahu, ciremai, kelud, dempo, kelinci, merbabu dan gede pangrango. Adapun contoh paling klasik dari tipe gunung api ini adalah gunung fuji di Jepang.
Demikianlah pembahasan mengenai "Bentuk Muka Bumi Akibat Tenaga Vulkanisme", semoga dengan adanya artikel ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan yang bermanfaat untuk anda.

Related Posts:

0 Response to "Bentuk Muka Bumi Akibat Tenaga Vulkanisme"

Post a Comment