Beberapa Kecenderungan Perkembangan Teknologi Listrik

   Pada saat ini terdapat lima jenis bahan bakar untuk pembangkitan tenaga listrik, yaitu batu bara, gas hidro, nuklir dan minyak. Kemudian berkembang tuntutan-tuntutan lain, yaitu keperluan esiensi pembangkitandan perlunya teknologi yang lebih bersahabatlingkungan. Aplikasi biomasa juga menjadi sasaran yang penting.

1. Teknologi turbin gas, siklus kombinasi dan kogenerasi

   Turbin gas kini memegang peran penting di dalam pengembangan pusat-pusat pembangkit tenaga listrik yang baru. Perkembangan yang cepat dari teknologi turbin gas mulai awal 1990an meningkatkan esiensipusat listrik siklus kombinasi mendekati 60 persen dengan mempergunakan gas bumi sebagai bahan bakar. Selain itu, pembangkitan siklus kombinasi dengan bahan bakar gas  atau PLTGU, relatif lebih murah dari PLTU-batubara. Selanjutnya disebutkan bahwa gas bumi sebagai bahan bakar yang "bersih" sehingga sebuah PLTGU mengakibatkan pencemaran lingkungan minimal.
   Teknologi kogenarsi, yang membangkitkan energi listrik dan panas dapat menghasilkan esiensi yang lebih tinggi lagi bahkan hingga 90 persen. Teknologi ini sudah dimanfaatkan di beberapa pabrik di indonesia. 

2. Teknologi batubara bersih 

   Secara global, lebih banyak energi listrik dibandingkan dengan batubara dibandingkan dengan bahan bakar lain. Hal ini disebabkan bahwa cadangan batubara sangat besar. Di lain pihak, pembangkitan tenaga listrik dengan batubara merupakan kontributor pencemaran yang besar. Karenanya berbagai usaha dilakukan untuk mengurangi masalah pencemaran itu, yang sering dinamakan teknologi batubara bersih.

3. Teknologi gasi kasi

   Teknologi gasi kasi merupakan pemecahan yang kini mulai di pandang sebagai tenologi batubara yang dapat memenuhi keperluan akan pembangkitan tenaga listrik yang bersih dan esiensi. Diperkirakan, bahwa pada awal abad ke-21, PLTU batubara dengan teknologi gasi kasi akan mengeluarkan 99 persen lebih sedikit sulfur dioksida (SO2) dan abu terbang, serta 90 persen kurang nitrogen oksida (NOx) dari PLTU batubara masa kini. PLTU batubara gasi kasi juga diperkirakan akan menurunkan emisi karbon dioksida (CO2) dengan 35-40%, menurunkan buangan padat dengan 40-50% dan menhasilkan penghematan biaya daya 10-20%.

4. Teknologi pencairan batubara

   Teknologi pencairan batu bara masih banyak terganggu oleh biaya yang tinggi. Negara yang paling maju dalam bidang ini adalah afrika selatan. Negara ini memiliki beberapa pabrik yang memproduksi batu bara cair. Pabrik pertama adalah "sasol one" terletak di kota sasolburg, yang sejak pertengahan 1950an telah berproduksi. Pabrik ke dua "sasol two", terletak di kota secunde berproduksi sejak tahun 1980, dan pabrik ketikga "sasol three", berproduksi sejak tahun 1982.

 5. Magneto hidrodinamika

   Teknologi pembangkit tenaga listrik magneto hidrodinamika (MHD) pada saat ini masih berada pada taraf pengembangan. PLT-MHD sistem terbuka dikembangkan di rusia, dan mempergunakan batu bara sebagai bahan bakar. Gas panas yang di beri benih dilewatkan suatu medan magnet yang kuat menghasilkan energi listrik arus searah, yang dengan sebuah inventer di jadikan arus bolak-balik. Sebuah instalasi berupa pilot proyek (U-25) MHD sebesar 25 MW dekat kota moscow telah beroprasi. PLT-MHD sistem tertutup, yang mempergunakan gas mulia dan memanfaatkan gas bumi sebagai bahan bakar, di kembangkan di amerika serikat. Antara lain westinghouse dan general electric mengembangkan jenis pembangkit tenaga listrik ini.

6. Sel bahan bakar

   Teknologi sel bahan bakar sebagai pembangkit tenaga listrik mempergunakan gas hidrogen sebagai bahan bakar. Pada asasnya cara kerja sel bahan bakar adalah kebalikan dari prinsip elektrolisa. Perusahaan general electric dan general atomic mengembangkan teknologi ini. Tokyo electric power company di tokyo, jepang kini mengoperasikan sebuah pilot projek sebesar 11 MW, dan consolidated edison company sebesar 4,8 MW di new york.

7. Energi terbarukan

   Penggunaan angin, panas bumi dan energi surya meningkat dalam tahun-tahun 1970-an dan 1980-an. Hal ini disebabkan terjadinya kemajuan teknologi, implementasi kebijakan pemerintah dan juga sebagai reaksi terhadap kemelut energi yang terjadi pada dekade 1970-an. Pemanfaatannya yang berlanjut juga disebabkan adanya persepsi bahwa terbarukan adalah bersahabat lingkungan dan juga mengurangi impor jenis bahan bakar lain. Akan tetapi, hingga kini pangsa pembangkitan tenaga listrik yang berasal dari energi terbarukan, termasuk tenaga hidro, masih relatif kecil. Pada saat ini peran yang agak besar dari biomasa, angin dari sel surya photovoltaik, adalah pada listrik pedesaan. Peranan ini akan dapat menjadi lebih besar bilamana  harga bahan bakar fosil akan banyak meningkat. Indonesia agak banyak memanfaatkan teknologi sel surya fotovoltaik untuk listrik pedesaan.   

Demikian penjelasan materi "Beberapa Kecenderungan Perkembangan Teknologi Listrik", semoga bermanfaat.

Related Posts:

0 Response to "Beberapa Kecenderungan Perkembangan Teknologi Listrik"

Post a Comment