Pengertian, Ciri-ciri, Klasifikasi dan Peranan Arthopoda

   Arthopoda adalah hewan dengan kaki beruas-ruas, berkuku dan bersegmen. Istilah arthopoda berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari dua kata yaitu artho yang berarti ruas dan podos yang berarti kaki. Arthopoda merupakan hewan triploblastik selomata dan bilateral simetris. Tubuh arthopoda terdiri dari kepala, dada dan abdomen yang keseluruhan dibungkus oleh zat kitin dan kerangka luar (eksoskeleton). Umumnya diantara ruas-ruas terdapat bagian yang tidak memiliki zat kitin sehingga ruas-ruas tersebut mudah untuk digerakkan. Di waktu tertentu kulit dan tubuh arthopoda mengalami pergantian kulit (eksdisis).

A. Ciri-ciri Arthopoda

Arthopoda merupakan kelompok hewan yang kaki dan tubuhnya beruas-ruas. Tubuhnya terdiri dari bagian kepala, dada, dan perut. Memiliki rangka luar (eksoskeleton) dari zat kitin, yang menyebabkan tubuh arthopoda kuat dan kaku. Habitatnya di darat, air tawar maupun air laut. Arthopoda ada yang hidup bebas, ada pula yang parasit pada tumbuhan, hewan atau manusia.

Arthopoda merupakan filum terbesar jika dilihat dari jumlah anggotanya, dominan dalam dunia hewan avertebrata, dan sebagian besar arthopoda adalah serangga (insekta). Alat pernapasannya bervariasi sesuai dengan habitatnya. Arthopoda darat bernafas dengan trakea atau paru-paru buku, sedangkan yang hidup di air bernapas dengan insang. Jenis kelamin terpisah (gonochoris). Beberapa jenis arthopoda mengalami parthenogenesis. Alat ekskresinya berupa nefridium yang berpasangan, sistem saraf tangga tali.

B. Klasifikasi Arthopoda

Berdasarkan struktur tubuhnya, arthopoda dibedakan dalam 4 kelas antara lain sebagai berikut:

1. Crustacea (udang-udangan)

Crustacea merupakan hewan akuatif (air) yang terdapat di air laut dan air tawar. Crustacea memiliki tubuh yang bersegmen (beruas) dan terdiri dari sefalotoraks (kepala dan dada menjadi satu) serta abdomen (perut). Di bagian anterior (ujung depan) tubuh besar dan lebih lebar, sedangkan pada posteriornya(ujung belakangnya) sempit di bagian kepala crustacea terdapat beberapa alat mulut yang berupa sepasang antena, pasang mandibula  (untuk menggigit mangsanya), pasang maksilia, pasang maksilibed. Alat gerak crustacea berupa kaki (kaki satu pasang dalam setipa ruas di abnomen) dan berfungsi untuk berenang, merangkak dan menempel di dasar perairan.

a. Sistem Organ Crustacea

  • Sistem Pencernaan Crustacea: Crustacea memiliki alat pencernaan berupa mulut yang berada di bagian anterior tubuhnya, sedangkan esofagus, lambung usus dan anus berada di bagian posterior. Crustacea mempunyai kelenjar pencernaan atau hati yang berada di kepala dada di kedua sisi dari abdomen. Sedangkan untuk sisa pencernaan dibuang di anus, selain itu dibuang melalui alat ekskresi yang disebut kelenjar hijau yang berada di dalam kepala. Crustacea memakan hewan-hewan kecil.
  • Sistem Peredaran Darah Crustacea: Crustacea disebut dengan peredaran darah terbuka. Peredaran darah terbuka adalah darah yang beredar tanpa dengan melalui pembuluh darah. Darah tidak mengandung hemoglobin, melainkan dengan hemosianin dengan daya ikatnya terhadap O2 (oksigen) rendah.
  • Sistem saraf Crustacea: Susunan crustacea berupa tangga tali. Ganglion otak berhubungan pada alat indera ialah antena sebagai alat peraba, statocyst sebagai alat keseimbangan dan mata majemuk (facet) yang bertangkai.
  • Sistem Pernapasan Crustacea: Crustacea bernapas dengan insang. Kecuali dengan crustacea yang bertubuh sangat kecilbernapas di seluruh permukaan tubuhnya.
  • Sistem Reproduksi Crustacea: Alat reproduksi crustacea umumnya terpisah, kecuali pada sebagian crustacea rendah. Alat kelamin betina terletak di pasangan kaki ketiga. Sedangkan pada alat kelamin jantan terletak di pasangan kaki kelima. Pembuahan terjadi secara eksternal (diluar tubuh).
b. Ciri-ciri Crustacea
  • Mempunyai dua pasang antena
  • Memiliki kepala yang menyatu dengan dada (sefalotoraks)
  • Crustacea memiliki tubuh yang terdiri dari sefalotoraks dan abdomen
  • Mempunyai eksoskeleton dari zat tanduk/kitin
  • Tidak mempunyai pembuluh darah kapiler
  • Dapat mengalami pelepasan kulit dari tubuhnya
  • Pertukaran udara terjadi secara difusi
  • Sebagian dari pernapasan menggunakan insang. 

 c. Klasifikasi Crustacea

Berdasarkan dari ukuran tubuhnya, crustacea dikelompokkan dalam beberapa macam antara lain sebagai berikut.
1). Entomostraca (udang tingkat rendah): Umumnya kelompok Entomostraca adalah penyusun zooplankton, yang melayang-layang di dalam air dan sebagai makana ikan. Adapun pembagian ordo yang termasuk dalam entomostraca adalah sebagai berikut.
  • Branchiopoda, Contohnya adalah daphnia pulex dan asellus aquaticus yang disebut dengan kutu air dan salah satu penyusun zooplankton, dengan perkembangbiakan secara parthenogenesis
  • Ostracoda, Contoh adalah argulus indicus, cylops, hidup di air laut dan air tawar, dan merupakan hewan plankton dan parasit dengan segmentasi tubuh yang jelas
  • Cirripedia, Contohnya adalah lepas atau bernake, sacculina yang dengan kepala dan dada yang dtutupi oleh karapaks yang berbentuk cakram dan hidup di laut dengan melekat pada batu atau benda lain.
2). Malakostraca (udang tingkat tinggi): Malakostraca adalah hewan dengan kebanyakan hidup di laut, dan juga di air tawar denga tubuh yang terdiri dari sefalotoraks serta perut (abdomen). Malakostraca terbagi dalam 3 ordo antara lain sebagai berikut.
  • Isopoda, Bentuk tubuh pipih, dorsiventral, dengan berkaki sama. Contohnya onicus asellus (kutu perahu) dan limnoria lignorum yang keduanya adalah pengerek kayu.
  • Stomatopoda, Contohnya adalah squilla empusa (udang belalang) yang hidup di laut, dengan bentuk mirip belalang sembah dan memiliki warna yang mencolok. Di bagian kepala terdapat karapaks. Kepala yang dilengkapi dengan dua segmen anterior yang dapat bergerak, mata dan antena.
  • Decapoda, Contohnya adalah udang dan ketam. Hewan yang mempunyai kaki sepuluh dan merupakan kelompok dari udang yang memiliki peranan yang penting bagi kehidupan manusia yang digunakan sebagai sumber makanan kaya akan protein. Contohnya adalah udang, kepiting, ketam dan rajungan.

2. Myriapoda (hewan berkaki banyak)

Myriapoda adalah gabungan dari kelas chilopoda dan diplopoda yang tubuh beruas-ruas dari setiap ruasnya memiliki satu pasang atau dua pasang kaki. Tubuh yang dibagi-bagi menjadi dua bagian yaitu kepala dan abdomen (perut). Hewan yang dijumpai berada di daerah tropis yang berhabitat di darat khususnya yang banyak mengandung sampah seperti kebun dan dibawah batu-batuan.

a. Sistem Organ Myriapoda

  • Sistem saraf Myriapoda: Sistem saraf myriapoda disebut dengan tangga tali dengan alat penerima rangsang yang berupa satu pasang mata tunggal dan satu pasang antena digunakan sebagai alat peraba.
  • Sistem Pencernaan Myriapoda: Pencernaan myriapoda adalah lengkap dan memiliki kelenjar ludah. Chilopoda bersifat karnivor dengan gigi yang beracun pada segmen pertama, sedangkan pada diplopoda bersifat herbivor dengan pemakan sampah dan daun-daunan.
  • Sistem Pernapasan Myriapoda: Organ pernapasan berupa satu pasang trakea berspirakel yang berada di kanan kiri di setiap ruas, kecuali diplopoda yang terdapat dua pasang di tiap ruasnya.
  • Sistem Peredaran Darah Myriapoda: Myriapoda memiliki peredaran darah yang bersifat terbuka. Organ transportasi yang berupa jantung dengan panjang dan terletak memanjang di bagian punggung tubuh. Di chilopoda terdapat sepasang ostium di tiap segmen, sedangkan pada diplopoda terdapat dua pasang ostium di tiap segmen. Dengan darah yang tidak berwarna merah karena tidak mengandung hemoglobin (Hb), melainkan dengan hemosianin yang larut dalam plasma. Dari jantung darah kemudian dipompa ke dalam arteri ke tiap segmen, dan kembali ke jantung lewat hemosoel (rongga tubuh yang mengambil bagian dalam peredaran darah).
  • Sistem Reproduksi Myriapoda: Myriapoda melakukan reproduksi secara seksual, yaitu dengan pertemuan ovum dan sperma (fertilisasi internal). Myriapoda ada yang vivipar dan ovipar.
  • Sistem Ekskresi Myriapoda: Organ ekskresi berupa dua pasang pembuluh malpighi yang bertugas dengan mengeluarkan cairan yang mengandung unsur nitrogen (N).

b. Ciri-ciri Myriapoda

  •  Di bagian kepala terdapat satu pasang antena sebagai alat peraba dan sepasang mata tunggal (ocellus)
  • Terdapat penambahan jumlah segmen yang terjadi di setiap pergantian kulit
  • Memiliki tubuh yang memanjang mirip dengan cacing
  • Setiap segmen tersebut terdapat lubang respirasi yang disebut dengan tentakel
  • Memiliki alat gerak pada kelompok hewan chilopoda dengan satu sepasang kaki di setiap segmen perut kaki, sedangkan pada diplopoda memiliki dua sepasang kaki di setiap segmen perut, kecuali pada segmen terakhirnya.
c. Klasifikasi Myriapoda: Myriapoda dibedakan dalam dua sub kelas antara lain sebagai berikut.

1). Kelas Chilopoda: Contoh dari kelas chilopoda adalah scolopendra morsitans, dan lithobius forticatus atau yang mencangkup berbagai macam jenis lipan (kelabang). Ciri-ciri chilopoda adalah sebagai berikut.
  • Tubuh agak gepeng
  • Terdiri dari kepala dan badan yang beruas-ruas dari 15-73 ruas. Dari setiap ruas memiliki satu pasang kaki, kecuali ruas (segmen) di bagian belakang kepala dan dua segmen terakhirnya
  • Pada segmen di belakang kepala terdapat satu pasang "taring bisa" (masiliped) yang berfungsi untuk membutuh mangsanya
  • Pada kepala te3rdapat sepasang antena yang terdiri dari 12 segmen, dengan dua kelompok mata tunggal dan mulut
  • Hewan yang memangsa hewan kecil yang berupa insecta, mollusca, cacing dan bintang kecil lainnya
  • Bersifat karnivora
  • Habitat di bawah batu-batuan/timbunan tumbuhan yang telah membusuk
2). Kelas Diplopoda: Contohnya pada kaki seribu (julus momerensi). Ciri-ciri diplopoda adalah sebagai berikut.
  • Pada umumnya mempunyai 30 pasang kaki atau lebih
  • Memiliki bentuk tubuh yang silinder (bulan memanjang)
  • Terdapat sebagian segmen yang menyatu dengan di setiap segmen terdapat dua pasang kaki hidup sebagai karnivora
  • Banyak dijumpai di bawah serasah, bebatuan, atau dalam tanah dan selalu menghindar dari cahaya
  • Memiliki gerakan yang lambat dan jika terdapat getaran, tubuhya akan membentuk melingkar dengan bentuk spiral atau bola
  • Di bagian kepala terdapat sepasang antena, dua pasang mata tunggal, dan alat mulut tanpa taring bisa

3. Arachnoidea

Kata arachnoidea berasal dari bahasa yunani dari kata arachno yang berarti laba-laba yang disebut dengana kelompok laba-laba. Arachnoidea meliputi kalajengking, laba-laba, tungau atau caplak. Umumnya arachnoidea bersifat parasit yang merugikan manusia, hewan dan tumbuhan. Ciri-ciri arachnoidea adalah sebagai beikut.

a. Sistem Organ Arachnoidea

  • Sistem Pencernaan Arachnoidea: Makanan ditangkap dengan jaring tepi dan ada juga yang diisap dari inangnya oleh arachnoidea yang hidup sebagai parasit. Alat pencernaan makanan berturut-turut mula dari mulut, perut, usus halus, usus besar, kantung, feses dan anus. Alat pencernaan juga dilengkapi dengan 5 pasang usus buntu yang berada di bagian depan dan hati di bagian abdomen
  • Sistem Peredaran Darah Arachnoidea: Peredaran darah arachnoidea memiliki sistem peredaran darah terbuka dan menggunakan jantung pembuluh serta arteri. Jantung pembuluh terdiri atas kantung otot yang mempunyai ostium pada setiap ruas
  • Sistem Pernapasan Archnoidea: Organ respirasi archnoidea adalah dengan paru-paru buku yang berada di daerah perut depan
  • Sistem syaraf Arachnoidea: Arachnoidea berupa persatuan ganglion-ganglion yang disebut dengan sistem saraf tangga tali
  • Alat Indera Arachnoidea: Arachnoidea memiliki depalan buah amta yang secara sederhana dan sepasang pedipalpus yang fungsinya mirip dengan antena
  • Sistem Reproduksi Arachnoidea: Arachnoidea berkembangbiak secara seksual yaitu dengan persatuan ovum dan sperma yang terjadi dalam tubuh betina (fertilisasi internal). Hewan jantan dan betina terpisah (diesis). Ada yang ovipar, ovovivipar dan vivipar.

b. Ciri-ciri Arachnoidea

  • Tubuh bersegmen yang terdiri dari sefalotoraks dan abdomen (tidak beruas)
  • Mempunyai enam pasang anggota gerak
  • Hidup di darat, air laut, dan ada juga yang parasit
  • Memiliki jumlah mata yang beragam
  • Di bagian kepala-dada tidak terdapat antena, namun memiliki sebagian pasang mata tunggal, mulut kelisera dan pedipalpus
c. Klasifikasi Arachnoidea: Arachnoidea diklasifikasi dalam 3 ordo antara lain sebagai berikut.
1). Scorpionida: Scorpionida merupakan kelompok hewan kala dan tertua dari seluruh anggota arthopoda darat. Contoh jenis scorpionida adalah kalajengking (vejovis sp, hadrurus sp, centrurus sp) dan ketonggeng (buthus). Ciri-ciri ordo scorpionida adalah sebagai berikut.
  • Memiliki perut yang beruas-ruas dan ruas terakhir berupa menjadi alat pembelah diri
  • Mempunya pedipalpus yang bentuk mirip catut yang besar
  • Mempunyai chelisera yang kecil
  • Memiliki sengat
2). Arachneida: Arachneida merupakan kelompok laba-laba dan mampu membentuk sarang (jaring) dengan benang-benang sutera karena memiliki spinneret.Spinneret merupakan organ yang ada di depan anus. Contoh jenis arachneida misalnya nephila masculata (laba-laba raksasa), gasthero cantha (laba-laba berduri), heteropoda venatoria (laba-laba pemburu), myangale javanica (laba-laba burung). Ciri-ciri arachnoidea adalah sebagai berikut.
  • Tubuh terdiri dari cephalithorax abdomen
  • Di sefalotoraks terdapat 6 alat tambahan seperti 1 pasang kalisera yang mengandung racun 1 pasang pedipalpus, 4 pasang kaki jalan
  • Badan tidak bersegmen
  • Memiliki spineret
  • Alat ekskresi berupa tabung maphigi yang menuju ke anus
3). Acarina: Acarina merupakan kelompok caplak/tungau yang memiliki tubuh yang tidak berbuku-buku yang pada umumnya parasit pada burung dan mamalia termasuk manusia. Contoh jenis acarina adalah dermosentor andersoni (tungau), sarcoptes scabei (cablak kudis), demotex folicurum (caplak rambut pada manusia), rhipicephalus sanguincus (caplak anjing), cermanyssus galinae (tungau ayam), boophilus annulatus, trombicula deliensis (tungau), tasonemus transhicens (tungau kuning parasit pada tomat). Ciri-ciri acarina adalah sebagai berikut.
  • Tubuh tidak bersegmen
  • Abdomen menyatu dengan sefalotoraks
  • Pernapasan dengan difusi pada seluruh permukaan tubuh/trakea
  • Bersifat parasit
  • Mempunyai mulut yang dapat menusuk dan menghisap.

4. Insecta/Hexapoda (serangga) 

Insecta berasal dari bahasa latin yang berarti insecti yang berarti serangga. Insecta adalah satu-satunya kelompok invertebrata yang dapat terbang. Penyebaran insecta sangat luas dengan keanekaragaman tinggi antara kelas-kelas yang lain dari perairan hingga puncak gunung dari khatulistiwa hingga ke kutub. Jumlah spesies insecta cukup banyak yang sedikitnya di dunia sekitar 750.000 spesies yang dikelompokkan ke dalam 100 suku dan 26 ordo. Cabang ilmu biologi yang mempelajari  serangga adalah entomologi.

a. Sistem Organ Insecta

  • Sistem Pernapasan Insecta: Insecta memiliki organ pernapasan berupa trakea yang berspirakel dengan terletak di kanan-kiri pada tiap ruas yang sebagian larva bernapas dengan insang trakea pada bagian perutnya
  • Sistem Pencernaan Insecta: Di beberapa jenis serangga terjadi di mulut, kerongkongan lambung depan, lambung otot, lambung kelenjar, usus halus dan anus (dubur). Makanan yang dicerna secara mekanis di lambung otot dan secara kimiawi di lambung kelenjar
  • Sistem syaraf Insecta: Insecta memiliki sistem saraf yang berupa tangga tali dengan penerima rangsangan berupa mata fases (majemuk, antena alat pembuat suara dan alat pendengar
  • Sistem Peredaran Darah Insecta: Insecta memiliki tipe sistem peredaran darah terbuka yang tidak memiliki pembuluh balik (vena). Darah tidak mengandung hemoglobin (Hb) sehingga tidak mengangkut oksigen atau karbondioksida tetapi berfungsi sebagai pengangkut makanan
  • Sistem Ekskresi: Insecta memiliki pengeluaran zat sisa melalui pembuluh malphigi
  • Sistem Reproduksi Insecta: Insecta terkadang mengalami partenogenesis maupun paedogenesis. Arti patenogenesis adalah perkembangan embiro tanpa dibuahi oleh spermatozoid. Seperti lebah. Sedangkan arti paedogenesis adalah partenogenesis yang berlangsung di tubuh larva. Seperti diptera. Dalam perkembangan ke dewasa. Insecta mengalami perubahan bentuk luar dan dalam dari fase telur ketingkat dewasa yang disebut dengan metamorfosis. Fertilisasi secara internal yang artinya pembuahan sel telur oleh spermatozoid yang berlangsung dalam tubuh induk betina.

b. Ciri-ciri Insecta/Hexapoda (serangga)

  • Tubuh yang tersusun dari kepala, dada dan perut
  • Mulut yang bertipe pengigit, penghisap dan penelan
  • Mempunyai 3 pasang kaki
  • Sebagian dari besar hidup di darat
  • Tubuh insecta beruas-ruas yang terdiri dari segmen: kepala (cephalo) yang ada di sepasang mata fases (majemuk), dada (toraks) terdapat di sepasang kaki yang beruas-ruas, perut (abdomen) terdiri dari 11 ruas.
c. Klasifikasi Insecta (serangga): Berdasarkan dari ada atau tidaknya sayap. Insecta dibedakan menjadi dua macam subkelas antara lain sebagai berikut.
1). Apterygota (tak bersayap): berukuran kecil sekitar 0,5 cm dan mempunyai antena panjang. Contohnya hewan kelas ini adalah kutu buku
2). Pterygota (bersayap): Merupakan kelompok insecta yang sayapnya berasal dari tonjolan luar dinding tubuh yang disebut dengan eksopterigo. Kelompok lain yang sayapnya berasal dari tonjolan dalam dinding tubuh disebut dengan endopterigota.

 C. Peranan Arthopoda

Beberapa hewan yang termasuk arthopoda berikut ini mempunyai peranan dalam kehidupan manusia.

1). Crustacea

- Sebagai sumber protein hewan dan bernilai ekonomis tinggi Contoh: udang, kepiting dan lobster
- Sebagai sumber makanan ikan, terutama microcrustacea yang merupakan komponen penting pembentuk zooplankton.

2). Myriapoda

Membantu proses penguraian sampah organik, karena kemampuannya memakan partikel-partikel sampah (detritus) menjadi partikel yang lebih kecil. Contoh: luwing/lipan.

3). Arachnida

Umumnya arachnida merugikan, karena:
- Sebagai ektoparasit pada hewan-hewan ternak. Contoh: caplak
- Sarangnya menyebabkan rumah menjadi kotor. Contoh: laba-laba

4). Insecta

Insekta terdiri dari spesies yang sangat beragam. Oleh karena itu peranannya dalam kehidupan manusia juga beragam.

a). Menguntungkan

* Menghasilkan sesuatu yang berguna bagi manusia. Contoh: Lebah madu meghasilkan madu, kokon ulat sutera menghasilkan serat sutera.
* Membantu proses penyerbukan/polinasi tanaman. Contoh: kupu-kupu, lebah.
* Sebagai musuh alami hama tanaman. Contoh kepik memakan kutu daun.
* Membantu proses degradasi sampah organik. Contoh: Kumbang kotoran, larvanya membantu degradasi sampah organik berupa kotoran ternak.
* Sebagai media pengobatan berbagai penyakit. Contoh: Lebah hutan (aphis mellifera) dimanfaatkan sengatnya untuk terapi berbagai macam penyakit, dan telah terbukti dapat membantu penyembuhan berbagai penyakit, salah satunya adalah teknik aphiterapi, yaitu terapi menggunakan media lebah.
* Sumber protein hewani. Contoh: belalang kayu ada yang memanfaatkannya sebagai makanan.

b). Merugikan

* Sebagai vektor (agen penular) berbagai penyakit. Contoh: nyamuk anopheles sp, nyamuk aedes aygepti, nyamuk culex sp, lalat tsetse, lalat tabanus, dan lalat rumah.
* Merusak tanaman budidaya. Contoh: ulat/larva lepidotera memakan berbagai dedaunan, kumbang kepala memakan bagian pucuk pohon kelapa, walang sangit menghisap cairan biji padi yang masih muda.

Demikian pembahasan mengenai "Pengertian, Ciri-ciri, Klasifikasi dan Peranan Arthopoda", semoga bermanfaat.

Related Posts:

0 Response to "Pengertian, Ciri-ciri, Klasifikasi dan Peranan Arthopoda"

Post a Comment