Penjelasan Sistem Gerak Pada Manusia

   Manusia memiliki kemampuan untuk bergerak dan melakukan aktivitas, seperti berjalan, berlari, menari, dan lain-lain. Bagai mana manusia dapat melakukan gerakan? Kemampuan melakukan gerakan tubuh pada manusia didukung adanya sistem gerak, yang merupakan hasil kerja sama yang serasi antar organ sistem gerak, seperti rangka (tulang), persendian dan otot. Sistem gerak pada manusia terbagi dalam dua kelompok, yaitu sistem gerak pasif, yang tersusun atas tulang-tulang yang membentuk rangka tubuh, dan sistem gerak pasif, yang tersusun atas otot-otot yang menempel pada tulang rangka.

A. Rangka Manusia

   Kerangka tubuh manusia terletak di dalam tubuh ditutupi oleh daging sehingga disebut rangka dalam. Rangka berfungsi untuk menunjang tubuh dan memberi bentuk tubuh, sebagai tempat melekatnya otot-otot rangka. Rangka juga berfungsi sebagai alat gerak pasif dan pelindung bagian tubuh yang lunak. Rongga tulang pada rangka manusia yang bersumsum merah merupakan pusat penghasil sel-sel darah. Rangka manusia terdiri dari ± 206 ruas tulang yang mempunyai ukuran dan bentuk yang bervariasi. Tulang-tulang penyusun rangka dikelompokkan menjadi tulang tengkorak, tulang pembentuk tubuh dan tulang anggota gerak. Anggota gerak dikelompokkan menjadi anggota gerak atas dan anggota gerak bawah. Tulang anggota gerak atas terdiri dari lengan, tulang hasta, tulang pengupil. tulang pergelangan tangan, tulang telapak tangan dan tulang jari tangan. Tulang anggota gerak bawah terdiri dari tulang paha, tulang kering, tulang betis, tulang pergelangan kaki, tulang telapak kaki dan tulang jari kaki. Susunan dan bentuk tulang anggota gerak atas sesuai dengan fungsi lengan, misalnya untuk mengangkat, melempar, memukul, memegang, menggenggam, memungut, dan menjumput. Tulang anggota gerak bawah memiliki bentuk dan susunan tulang anggota gerak bawah lebih disesuaikan untuk berjalan, berlari, dan menahan beban tubuh.

B. Jenis-jenis Tulang Pada Manusia

   Tulang-tulang yang menyusun tubuh manusia tersusun sedemikian rupa sesuai dengan fungsinya. Rangka tubuh manusia sebagian besar tersusun atas tulang keras dan sedikit tulang rawan.

1. Tulang Keras

Seperti namanya, tulang keras memiliki tekstur yang lebih padat dan bersifat keras dari pada tulang rawan. Tulang keras ini terbagi atas tiga bentuk utama, yaitu tulang pipa, tulang pipih, dan tulang pendek. Tulang keras dibungkus oleh lapisan jaringan ikat atau periosteum. Yang merupakan tempat melekatnya otot. Saluran havers pada tulang keras mengandung pembuluh darah yang berfungsi untuk memberikan makanan bagi sel tulang keras (osteosit). Tulang pipa biasanya berbentuk bulat panjang serupa pipa. Ujung-ujungnya membentuk bonggol yang di dalamnya berisi sumsum kuning. Contoh tulang pipa misalnyatulang paha, tulang lengan, tulang kering, tulang betis, dan tulang ruas-ruas jari.

Tulang pipih bentuknya pipih dengan rongga sumsum merah di dalamnya tempat pembentukan sel darah merah dan sel darah putih. Contoh tulang pipih yaitu tulang-tulang yang membentuk tengkorak, tulang belikat, tulang bahu, tulang dada, tulang rusuk, dan tulang panggul. Tulang pendek bentuknya tidak beraturan dengan rongga berisi sumsum merah. Contoh tulang pendek yaitu tulang-tulang yang membentuk pergelangan tangan, pergelangan kaki, telapak tangan dan jari-jari tangan, telapak kaki dan jari-jari kaki, serta ruas-ruas tulang belakang.

2. Tulang Rawan

Saat masih bayi, rangka manusia masih berupa tulang rawan. Seiring perkembangannya, tulang rawan berangsur-angsur tumbuh menjadi tulang keras. Pada bagian tertentu, tulang rawan tidak mengalami perubahan, seperti pada persendian tulang, ujung hidung, dan daun telinga.Tulang rawan merupakan tulang yang disusun oleh sel-sel tulang rawan. Tulang ini bersifat lentur karena terdapat ruang pada antara sel tulang rawan. Tulang ini mengandung zat kapur dan zat perekat. Diantara contoh tulang rawan adalah ujung tulang rusuk, hidung, telinga, trakea, laring, bronkus, dan diantara ruas-ruas tulang belakang.

C. Otot Pada Manusia


   Manusia dapat menggerakan tubuhnya karena adanya otot. Otot atau yang dikenal dengan istilah sehari-hari "daging" terdiri atas sel-sel otot. Sifat sel otot adalah mempunyai kemampuan untuk mengerut (kontraksi) dan mengembang kembali (relaksasi). Otot mampu memberikan tarikan pada tulang karena dapat melakukan kontraksi. Saat kontraksi serabut otot akan memendek dan tendon yang melekat pada tulang akan membuat tulang tertarik ke arah yang lebih dekat searah kontraksi otot.  Untuk mengembalikan tulang pada posisi semula maka otot mengalami relaksasi, dengan memanjang seperti semula. Otot yang terdapat pada rangka yang berfungsi sebagai alat gerak aktif merupakan gerak lurik. Kumpulan serabut otot lurik akan membentuk berkas otot. Berkas otot membentuk otot yang yang melekat pada tulang. Ujung otot yang melekat pada tulang disebut sebagai tendon.

 D. Persendian

Persendian pada manusia
   Hubungan antara tulang pada rangka tubuh disebut sebagai persendian. Berdasarkan perbedaan kemampuan geraknya persendian terbagi dalam sendi gerak, sendi kaku dan sendi mati. Sendi gerak merupakan hubungan antar tulang dengan kemampuan gerak lebih banyak. Pada sendi gerak tulang yang satu dengan tulang yang lain diikat dengan semacam jaringan pengikat atau ligamen. Gerakan antar tulang ini akan menimbulkan gesekan dan rasa sakit jika pada rongga antar tulang tidak terdapat minyak sendi. Berdasarkan jenis pergerakannya sendi gerak dikenal dengan berbagai jenis sendi, diantaranya sendi peluru, sendi putar, sendi pelana, sendi gulung, dan sendi engsel.

Sendi peluru merupakan persendian yang memungkinkan gerakan ke seluruh arah, dan biasanya berporos tiga. Sendi peluru terdapat pada hubungan antara tulang lengan atas dan tulang belikat. Pada sendi pelurur ujung tulang yang satu dengan yang laiinya membentuk lekukan berupa lingkaran sehingga bonggol tulang yang satu dapat masuk pada lekukan tulang yang lain. Hubungan antar tulang panggul dan tulang paha juga merupakan sendi peluru. Hubungan antar tulang dimana ujung tulang yang satu berupa tonjolan yang masuk ke dalam lubang tulang yang lain disebut sendi putar. Sendi putar memungkinkan terjadinya gerakan memutar. Sendi putar terdapat pada hubungan antara tulang hasta dan tulang pengumpil, juga pada hubungan antara tulang pemutar dan tulang atlas.

Hubungan tulang yang memungkinkan terjadinya gerakan dua arah adalah sendi pelana. Sendi pelana terdapat pada hubungan atara tulang ibu jari dengan tulang telapak tangan. Hubungan antara tulang telapak tangan dengan tulang pengumpil merupakan sendi gulung.  Hubungan antara ujung tulang yang menghasilkan gerakan seperti engsel pada pintu disebut sendi engsel. Sendi kaku merupakan jenis persendian yang memungkinkan terjadinya sedikit gerakan. Sendi kaku terdapat pada hubungan antar tulang-tulang pergelangan tangan dan tulang pergelangan kaki. Sendi mati merupakan jenis persendian yang menghubungkan tulang yang satu dengan tulang yang lain tanpa dapat digerakkan sama sekali. Persendian jenis ini terdapat pada hubungan antara tulang pada tengkorak.

 E. Gangguan Kelainan Pada Tulang Manusia

   Tulang merupakan organ manusia yang turut tumbuh dan memerlukan suplai makanan. Sehingga selain akibat kecelakaan, tulangpun dapat mengalami gangguan akibat kekurangan gizi. Virus, faktor genetik, dan faktor kebiasaan juga dapat menimbulkan kelainan pada tulang. Kecelakaan merupakan faktor luar yang dapat menyebabkan tulang mengalami retak atau lepas pada persendiannya. Lepas tulang biasanya banyak dialami pada hubungan antar tulang terutama jika berbentuk sendi putar.

Tulang terutama saat proses pertumbuhan pada anak-anak membutuhkan gizi terutama vitamin D dan kalsium. Kekurangan vitamin D dan kalsiuma akan mengganggu proses pertumbuhan tulang sehingga selain tidak tumbuh maksimal dapat juga menimbulkan kelainan bentuk tulang seperti bentuk O atau bentuk X. Kekurangan kalsium pada orang dewasa juga akan menyebabkan osteoartritis. Osteoartritis adalah penyakit yang tidak menurun tetapi berhubungan dengan tumbuhnya tulang yang menyebabkan hambatan pada gerakan dan rasa sakit.

Rematik merupakan penyakit tulang akibat adanya kerusakan sebagian pada tulang. Rematik dapat ditimbulkan akibat pola makanan dan juga akibat faktor keturunan. Virus dapat juga menimbulkan penyakit tulang yang disebut dengan polio. Virus polio dapat membuat tulang menyusut dan mengalami kelumpuhan pada tulang yang hampir tidak dapat disembuhkan. Polio dapat dicegah dengan melakukan imunisasi polio pada saat masih anak-anak, sehingga anak tersebut memiliki daya tahan tubuh terhadap serangan virus polio.


Kelainan pada tulang juga dapat ditimbulkan karena faktor kebiasaan. Kebiasaan yang dilakukan seseorang seperti kebiasaan duduk dalam jangka waktu yang lama akan membentuk susunan tulang sesuai kebiasaan tersebut. Kebiasaan duduk bengkok ke kiri atau ke kanan menimbulkan kelainan tulang yang disebut skoliosis (a). Kebiasaan duduk sehingga membuat susunan tulang punggung bergelombang dan tidak rata disebut lordosis. (b). kebiasaan duduk dan membaca yang membentuk punggung menjadi bungkuk disebut  kifosis.

Demikian materi "Penjelasan Sistem Gerak Pada Manusia", semoga bermanfaat.

Related Posts:

0 Response to "Penjelasan Sistem Gerak Pada Manusia"

Post a Comment