Penjelasan Rangkuman Sosiologi Sebagai Ilmu Sosial

Ilmu sangat berbeda dengan pengetahuan, ilmu adalah pengetahuan yang secara khusus mempelajari tentang hal penyebab terjadinya suatu dan mengapa bisa terjadi. Ada beberapa syarat ilmiah yang dapat disebut sebagai ilmu. Sifat yang ilmiah untuk syarat ilmu banyak pengaruhnya dari ilmu-ilmu alam yang sudah ada terlebih dahulu.

Objektif. Objektif kajian dari sebuah ilmu harus ada dari satu golongan masalah yang sama sifat hakikatnya, terlihat dari luar maupun bentuknya dari dalamnya. Objeknya juga bersifat ada dan harus diuji keberadaannya. Dalam hal mengkaji sebuah objek, yang dicari adalah kebenaran, yakni penyesuaian antara tahu dengan objek, sehingga dapat disebut kebenaran objektif; bukan subjektif berdasarkan subjek peneliti atau subjek penunjang penelitian.

Metodis. Metodis berasal daei bahasa Yunani "Metodos" yang artinya cara jalan. Metodis artinya metode tertentu yang dipakai dan biasanya merujuk kepada sebuah metode ilmiah. Usaha yang telah dilakukan agar dapat meminimalisasi segala kemungkinan-kemungkinan yang terjadi dalam hal yang menyimpang dari hal mencari sebuah kebenaran. Resiko yang harus ditanggung yakni untuk menjamin kepastian kebenaran. Sebuah ilmu pengetahuan harus mampu untuk bertanggung jawab terhadap pengetahuan/teori yang ada di dalamnya.

Sistematis. Di dalam pengalamannya mencoba menjelaskan dan mengetahui suatu objek, ilmu harus terumus dan teruraikan di dalam hubungan yang masuk diakal (logis) dan teratur agar terbentuk suatu sistem yang memiliki keutuhan, menyeluruh terpadu dalam segi arti, dan dapat memaparkan sebuah rangkaian sebab akibat menyangkut tentang objektifnya. Pengetahuan yang dapat tersusun dengan sistematis merupakan rangkaian sebab akibat dari syarat ilmu yang ketiga.

Universal. Sebuah kebenaran yang akan dicapai yakni sebuah kebenaran yang universal yang tidak bersifat tertentu (umum). Sebuah ilmu bukan hanya harus memenuhi unsur kebenaran, melainkan juga harus bersifat universal. Maksudnya adalah sebuah ilmu pengetahuan harusnya bisa berlaku dimana saja.


Contohnya adalah ilmu sosial, menyadari kadar ke-umum-an memiliki kandungan yang berbeda dengan ilmu alam karena objeknya adalah dari tindakan manusia. Oleh sebab itu agar mencapai tingkat yang universal di dalam ilmu sosial, harus adanya konteks dan tertentu pula. Misalnya, semua segitiga bersudut 180°. Karenanya universal merupakan syarat ilmu yang keempat.

Sosiologi adalah ilmu yang mengkaji masyarakat. Menurut J.LGillin dan J.P Gillin mengatakan bahwa masyarakat merupakan kesatuan hidup manusia yang terikat oleh suatu tata cara (sistem), kebiasaan, dan adat istiadat tertentu yang dianut oleh anggota-anggotanya.

Tokoh yang pertama kali mengemukakan istilah sosiologi adalah Auguste Comte (1798-1857). Pemikiran-pemikirannya yang mendalami tentang masyarakat telah menempatkan Auguste Comte sebagai peletak dasar ilmu sosiologi.

Berikut adalah beberapa tokoh yang ikut mengembangkan ilmu sosiologi, yaitu:

  • Max Weber
  • Roucek Warren
  • Peter L. Berger
  • Emile Durkheim
  • Pitirim Sorokin
  • Selo Soemardjo dan Soelaeman Soemardi.

Sosiologi Sebagai Ilmu Sosial


Sebagai ilmu sosial, sosiologi melibatkan penerapan metode ilmiah untuk mempelajari aspek manusia dalam bermasyarakat. Disiplin ilmu sosial juga mencangkup psikologi, ilmu politik dan ekonomi, diantara bidang lainnya. Sebagai generalisasi, psikologi adalah studi tentang perilaku manusia dan perilaku tingkat mikro (atau individu); sosiologi juga meneliti masyarakat tiap individu; psikologi berfokus pada proses mental dan pemikiran (internal), sedangkan sosiologi berfokus pada perilaku manusia (eksternal). Ilmu politik mempelajari pemerintahan kelompok dan negara; dan ekonomi lebih fokus kepada kekayaan, tingkat produksi dalam masyarakat. Penggunaan metode ilmiah akan membedakan ilmu sosial dari humaniora.

Berdasarkan sifat dan hakikatnya sebagai ilmu, sosiologi memiliki beberapa karakteristik diantaranya adalah sebagau berikut:

  1. Tidak memiliki konsep maupun teori yang tetap dan pasti mengingat objek kajiannya adalah masyarakat yang bersifat dinamis dan majemuk.
  2. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang bersifat kategoris, yakni terbatas dalam hal mengkaji sesuatu yang telah terjadi dalam kehidupan masyarakat.
  3. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang bersifat umum, yakni memusatkan perhatiannya terhadap gejala-gejala sosial yang bersifat universal.
  4. Sebagai ilmu murni (pure science), sosiologi membatasi diri dari persoalan-persoalan yang bersifat penilaian.
Selain sebagai ilmu, sosiologi juga merupakan metode. Metode yang lazim dipakai dalam penelitian sosiologi antara lain adalah sebagai berikut:

1. Metode kualitatif, merupakan metode sosiologi yang menekankan pengumpulan data yang berupa kata-kata.
a. Metode historis
b. Metode komparatif
c. Metode studi kasus
2. Metode kuantitatif
a. Metode statistik adalah metode penelitian yang bertujuan untuk mengkaji fenomena sosial melalui data-data statistik.
b. Metode sociometry
3. Metode induktif dipergunakan sebagai pertimbangan dalam mengambil kesimpulan umum.
4. Metode deduktif
5. Metode empiris

Ilmu pengetahuan dan teknologi telah mendorong berkembangnya industrialisasi. Selanjutnya, perkembangan industrialisasi mendorong perpindahan tenaga-tenaga kerja yang berasal dari pedesaan menuju sektor-sektor industri di perkotaan. Dengan demikian, ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan faktor penting bagi terjadinya dinamika sosial.

Dari perkembangan iptek dan industrialisasi tersebut selain melahirkan dampak positif dan negatif. Masalah sosial ditinjau dari penyebabnya, masalah sosial dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu: (1) masalah sosial sebagai pengaruh disorganisasi, seperti kemiskinan, disorganisasi keluarga, lingkungan hidup, peperangan, dan lain sebagainya, dan (2) masalah sosial sebagai akibat dari adanya perilaku menyimpang, seperti kriminalitas, ptostitusi, alkoholisme, dan lain sebagainya.

Di Indonesia IPTEK berkembang sejalan dengan proses modernisasi. Sebagai suatu proses sosial, modernisasi sulit dicari batasannya secara mutlak karena beberapa hal sebagai berikut:
  • Modernisasi meliputi proses yang sangat luas dan mencangkup berbagai segi kehidupan
  • Terdapat perbedaan titik tekan modernisasi pada masing-masing daerah atau wilayah karena disesuaikan dengan situasi dan kondisi masing-masing daerah atau wilayah tersebut.
Selain itu, bergulir pula proses industrialisasi di Indonesia yang diarahkan pada perluasan lapangan kerja baru, penyediaan barang dan jasa, peningkatan ekspor dan penghematan devisa. Namun perkembangan tersebut telah mendorong pula semakin derasnya laju urbanisasi.

Demikianlah pembahasan mengenai "Penjelasan Rangkuman Sosiologi Sebagai Ilmu Sosial", semoga dengan adanya artikel ini dapat menambah wawasan san pengetahuan yang bermanfaat untuk anda.

Related Posts:

Kehidupan Manusia Purba pada Masa Perundagian

Pengertian Masa Perundagian


Periode perundagian dimulai pada zaman logam, yaitu sekitar 10.000 tahun yang lalu. Pada masa perundingan (undagi = tukang) atau yang lebih dikenal dengan masa mengolah logam ini, manusia purba sudah mengenal bijih logam. Mereka sudah lebih berpengalaman sehingga dapat mengenali bijih-bijih logam yang dijumpai meleleh di permukaan tanah. Bijih logam yang ditemukan terutama berasal dari tembaga. Kemudian mereka membuat alat-alat yang diperlukan dari bahan bijih logam yang ditemukan. Pada masa ini juga telah terjadi pembauran antara manusia purba, ras mongoloid, dan ras austromelanesia. Kemampuan mengolah logam muncul setelah alat-alat dari batu tidak dapat diandalkan dan cepat mengalami kerusakan. Teknologi logam kuno yang berada di Indonesia juga dipengaruhi oleh Vietnam. Hasil teknologi ini dikenal dengan budaya Dong Son. Selain itu, Thailand juga merupaka negara asal teknologi logam kuno. Pengertian lain dari masa perundingan adalah tempat di mana orang-orang yang ahli dalam membuat barang-barang atau alat-alat dari logam.

Masa perundagian adalah zaman di mana manusia sudah mengenal pengolahan logam. Hasil-hasil kebudayaan yang dihasilkan terbuat dari bahan logam. Adanya penggunaan logam, tidaklah berarti hilangnya penggunaan barang-barang dari batu. Pada masa perundagian, manusia juga masih menggunakan barang-barang yang berasal dari batu.

Penggunaan bahan dari logam tidak begitu tersebar luas sebagaimana halnya bahan dari batu. Persediaan logam sangat terbatas. Hanya orang-orang tertentu yang memiliki barang-barang dari logam. Kemungkinan hanya orang-orang yang mampu membeli bahan-bahan tersebut. Keterbatasan persediaan tersebut memungkinkan barang-barang dari logam diperjualbelikan. Adanya perdagangan tersebut dapat diperkirakan bahwa manusia pada zaman perundagian telah mengadakan hubungan dengan luar.

a. Corak Kehidupan Masyarakat Perundagian

Pada saat berlangsungnya proses pembauran antara pendatang Melayu Austronesia dari Yunan Selatan dengan Australomelanesid pada sekitar tahun 300 SM, tibalah gelombang II emigran Melayu Austronesia yang berasal dari Dong Son (Vietnam sekarang). Kebudayaan bangsa Melayu Austronesia gelombang II ini setingkat lebih maju dari pada emigrant bangsa Melayu Austronesia gelombang I mereka telah menguasai teknologi sebagai berikut:
  • Teknologi pertanian basah, yaitu bersawah.
  • Teknologi metalurgi/pengecoran logam.
Teknologi pertanian basah, dikembangkan bersama dengan teknologi pengairan. Mereka belum mengenal usaha untuk mempertahankan kesuburan tanah dengan cara penumpukan, tetapi dilakukan melalui upacara magis (fertility cult). Teknologi metalurgi setidak-tidaknya mencangkup dua teknik pokok, yaitu teknik pengambilan logam dan teknik pengolahan barang logam.

Permukiman atau desa yang mereka bangun menyebar di segala tempat. Permukiman itu tersebar mulai dari tepi pantai sampai ke pedalaman di gunung-gunung. Pembangunannya lebih teratur, dipagar dengan tempat penguburan di luar pemukiman.

b. Budaya dan Alat yang Dihasilkan Manusia Purba Masa Perundagian

Adanya perkembangan teknologi yang semakin maju, mendorong manusia untuk melakukan hal yang terbaik pada dirinya, diantaranya pengaturan tata air (irigasi). Perdagangan pun diperluas hingga antarpualu yang sebelumnya hanya antardaerah domestik.

Dengan demikian, terjadilah sosialisasi antara manusia Indonesia dengan suku dan bangsa-bangsa lain yang perkembangan budayanya telah lebih maju, seperti kebudayaan India dan Cina. Melalui interaksi dengan orang India, masyarakat Indonesia mulai mengenal sistem kerajaan, yang kemudian melahirkan kerajaan Hindu-Buddha seperti kutai, Tarumanegara, Sriwijaya, Mataram dan lain-lain.

Kehidupan seperti ini menunjang terbentuknya kebudayaan yang lebih maju yang memerlukan alat-alat pertanian dan perdagangan yang lebih baik dengan bahan-bahan dari logam. Hasil-hasil peninggalan kebudayaannya antara lain neraka perunggu, moko, kapak perunggu, bejana perunggu, arca perunggu, dan perhiasan.
  1. Neraka perunggu: berfungsi sebagai pelengkap upacara untuk memohon turun hujan dan sebagai genderan perang; memiliki pola hias yang beragam, dari pola binatang, geometris, dan tumbuh-tumbuhan, ada pula yang tak bermotif; banyak ditemukan di Bali, Nusa Tenggara, Maluku, Selayan, Papua.
  2. Kapak perunggu: bentuknya beraneka ragam. Ada yang berbentuk pahat, jantung, atau tembilang; motifnya berpola topang mata atau geometris.
  3. Bejana perunggu: bentuknya mirip gitar Spanyol tanpa tangkai; ditemukan di Madura dan Sulawesi.
  4. Arca perunggu: berbentuk orang sedang menari, menaiki kuda, atau memegang busur panah; ditemukan di Bangkinang (Riau), Lumajang, Bogor, Palembang
  5. Perhiasan dan manik-manik: ada yang terbuat dari perunggu, emas, dan besi; berbentuk gelang tangan, gelang kaki, cincin, kalung, bandul; banyak ditemukan di Bogor, Bali, dan Malang; sedangkan manik-manik banyak ditemukan di Sangiran, Pasemah, Gilimanuk, Bogor, Besuki, Bone; berfungsi sebagai bekal kubur; bentuknya ada yang silinder, bulat, segi enam, atau oval.

c. Kepercayaan Manusia Purba Masa Perundagian

Kepercayaan masyarakat pada masa perundagian merupakan kelanjutan dari masa bercocok tanam. Kepercayaan berkembang sesuai dengan pola pikir manusia yang merasa dirinya memiliki keterbatasan dibandingkan dengan yang lainnya, anggapan seperti ini memunculkan jenis kepercayaan: animisme dan dinamisme:

1. Animisme

Dalam kepercayaan animisme, manusia mempunyai anggapan bahwa suatu benda memiliki kekuatan supranatural dalam bentuk roh. Roh ini bisa dipanggil dan diminta pertolongan pada saat diperlukan. Mereka percaya akan hal-hal yang gaib atau kekuatan hebat. Kepercayaan terhadap bermacam-macam roh dan makhluk halus yang menempati suatu tempat memunculkan kegiatan menghormati atau memuja roh tersebut dengan cara berdoa dengan mantra dan memberi sesajen atau persembahan.

2. Dinamisme

Kepercayaan dinamisme ini perpanjangan dari animisme. Roh atau makhluk halus yang diyakini berasal dari jiwa manusia yang meninggal, kemudian mendiami berbagai tempat, misalnya hutan belantara, lautan luas, gua-gua, sumur dalam, sumber mata air, persimpangan jalan, pohon besar, batu-batu besar, dan lain-lain.

Timbulnya kepercayaan terhadap adanya kekuatan gaib yang dapat menambah kekuatan seseorang yang masih hidup. Kekuatan yang timbul dari alam semesta inilah yang menimbulkan kepercayaan dinamisme (dinamis berarti bergerak). Manusia purba percaya bahwa, misalnya, pada batu akik, tombak, keris, belati, anak panah, bersemayan kekuatan halus, sehingga alat-alat tersebut harus dirawat, diberi sesajen, dimandikan denga air kembang.

Di kemudian hari, kepercayaan-kepercayaan animisme dan dinamisme mendorong manusia menemukan kekuatan yang lebih besar dari sekedar kekuatan roh dan makhluk halus dan alam. Masyarakat lambat laun, dari generasi ke generasi, meyakini bahwa ada kekuatan tunggal yang mendominasi kehidupan pribadi mereka maupun kehidupan alam semesta. Kekuatan gaib tersebut diyakini memiliki keteraturan sendiri yang tak dapat di ganggu-gugat, yakni hukum alam.

Kepercayaan terhadap "Kekuatan Tunggal" ini lantas dihayati sebagai kekayaan bati spiritual sekaligus kekayaan kebudayaan. Kepercayaan animisme dan dinamisme ini kemudian berkembang dan menyatu dengan kebudayaan Hindu-Buddha dan kemudian Islam.

Demikianlah pembahasan mengenai "Kehidupan Manusia Purba pada Masa Perundagian", semoga dengan adanya artikel ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan yang bermanfaat untuk anda.

Related Posts:

Barang Sebagai Alat Pemenuh Kebutuhan Manusia

Beragamnya kebutuhan manusia mendorong manusia untuk menciptakan bermacam-macam alat pemenuh kebutuhan yang terdiri atas barang dan jasa. Alat-alat pemenuh kebutuhan manusia berupa barang dapat digolongkan sebagai berikut.

1. Berdasarkan Cara Memperolehnya

Alat pemenuh kebutuhan dibedakan menjadi 3 yaitu:

a. Barang Ekonomi

Barang ekonomi, yaitu barang yang jumlahnya terbatas, sehingga tidak mencukupi kebutuhan semua manusia. Untuk mendapatkannya dibutuhkan pengorbanan baik berupa barang, jasa, atau uang. Contoh: Televisi, untuk mendapatkan sebuah televisi dibutuhkan pengorbanan berupa komponen-komponen televisi, upah tenaga kerja serta biaya-biaya yang lain. Sehingga televisi mempunyai harga dan kita harus membayar harga televisi jika kita ingin mendapatkan televisi tersebut. Barang ekonomis akan semakin mempunyai nilai yang tinggi, jika barang tersebut semakin langka (jumlahnya sedikit).

Misalnya emas mempunyai nilai dan harga yang mahal dibandingkan dengan roti, karena emas lebih langka dibandingkan dengan roti.

b. Barang Bebas

Barang bebas, yaitu barang yang jumlahnya tidak terbatas, sehingga dapat mencukupi kebutuhan semua manusia. Untuk mendapatkannya tidak perlu ada pengorbanan baik berupa barang, jasa, maupun uang. Barang bebas umumnya disediakan oleh Tuhan. Sedangkan manusia tinggal menggunakan tanpa bersusah payah untuk membuatnya. Contoh: Sinar matahari yang setiap hari bersinar yang dapat digunakan untuk berbagai macam kebutuhan manusia seperti untuk menjemur pakaian, untuk memanaskan badan, dan keperluan yang lain. Udara bebas yang dapat kita gunakan untuk bernapas, hujan yang turun yang dapat digunakan untuk mengairi sawah, ladang, dan lain-lainnya.

Namun perlu diingat, bahwa benda bebas dapat berubah menjadi benda ekonomis. Ini terjadi jika jumlahnya menjadi sedikit dan sangat dibutuhkan oleh manusia. Misalnya ketika terjadi kekeringan, pompa air dan sumur-sumur menjadi kering, sehingga kita harus mendatangkan air dari daerah lain, maka air yang semula menjadi barang bebas berubah menjadi barang ekonomis. Contohnya: pasir yang ada di sungai yang boleh diambil siapa saja,  ketika pasir telah dipindahkan ke toko bangunan, maka jika kita akan mengambilnya untuk memenuhi kebutuhan kita. Kita harus membayarnya karena pasir telah berubah menjadi barang ekonomis.

Setelah dapat berubah menjadi barang ekonomis, barang bebas juga dapat berubah menjadi barang illith. Barang illith barang yang jumlahnya sangat banyak dan berlebihan sehingga dapat membahayakan kehidupan manusia, misalnya air hujan yang terlalu banyak dapat menimbulkan banjir yang membahayakan kehidupan manusia. Gunung api meletus yang memuntahkan lahar yang berupa batu dan pasir yang jumlahnya banyak sekali yang dapat membahayakan kehidupan manusia dan lain-lain.

2. Berdasarkan Cara Penggunaannya

1) Barang Konsumsi

Barang konsumsi adalah barang yang dapat langsung digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Barang konsumsi sering disebut dengan barang jadi atau barang akhir. Barang konsumsi terdiri atas:
  • Barang konsumsi tidak tahan lama, misalnya sayur-mayur.
  • Barang konsumsi tahan lama, misalnya pakaian. Pakaian dapat digunakan lebih dari satu kali.

2) Barang Produksi

Barang produksi adalah barang yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia secara tidak langsung. Barang produksi digunakan dalam proses produksi lanjutan untuk menghasilkan barang konsumsi atau barang modal lainnya. Barang produksi ini terdiri atas:
  • Barang produksi tidak tahan lama (habis dalam satu kali proses produksi), misalnya bahan mentah dan bahan baku produksi.
  • Barang produksi tahan lama, misalnya cangkul, mesin dan gedung.

3. Berdasarkan Hubungannya dengan Barang Lain

Alat pemenuh kebutuhan dibagi menjadi dua yaitu:

a. Barang Substitusi/Pengganti

Barang substitusi/pengganti, yaitu barang yang dapat menggantikan fungsi/kegunaan barang lain secara sempurna. Misalnya: bus yang dapat menggantikan fungsi/kegunaan kereta api sebagai alat transportasi. Jagung dapat menggantikan fungsi beras sebagai bahan makanan. Teh yang dapat menggantikan kegunaan kopi sebagai minuman dan lain-lain. Suatu baran kadang-kadang mempunyai barang substitusi lebih dari satu macam. Misalnya beras mempunyai barang substitusi berupa jagung, gandum, ketela, bulgur, sagu, dan lain-lain.

b. Barang Komplementer

Barang komplementer, yaitu barang yang dalam penggunaannya saling melengkapi dengan barang lain. Jika barang tersebut digunakan sendirian, maka barang tersebut tidak dapat memenuhi kebutuhan secara maksimal atau bahkan tidak dapat digunakan. Misalnya, nasi akan lebih nikmat jika digunakan bersama sayur, lauk-pauk, buah-buahan, dan susu. Jika nasi digunakan tanpa barang-barang pelengkapnya, maka nasi tidak dapat memberikan kepuasan yang maksimal karena kurang nikmat. Demikian pula sepeda motor dapat digunakan dengan baik jika telah diisi dengan bahan bakar, jika tidak ada bahan bakar, maka sepeda motor tidak dapat dijalankan. Dalam praktiknya, kadang-kadang suatu barang mempunyai barang komplementer lebih dari satu macam, misalnya celana mempunyai barang pelengkap berupa baju/kemeja, dasi, topi, sepatu, dan kaos kaki.

4. Berdasarkan Proses Pembuatannya

1) Bahan Mentah

Bahan mentah adalah barang yang belum bisa digunakan tanpa pengolahan terlebih dahulu. Misalnya bijih besi (bahan mentah pembuatan besi dan baja), getah karet (bahan mentah pembuatan ban), dan tanah sawah (bahan pembuatan batu bata). Barang mentah ini harus diolah agar memiliki kegunaan bentuk, kegunaan tempat, kegunaan waktu atau kegunaan kepemilikan. Contoh kegunaan bentuk adalah kayu sebagai bahan mentah diubah menjadi meja atau kursi. Contoh kegunaan tempat adalah pasir di sungai dipindahkan ke proyek pembangunan sebagai bahan bangunan. Anda dapat menemukan sendiri contoh kegunaan waktu dan kegunaan kepemilikan.

2) Barang Setengah Jadi

Barang setengah jadi bisa digunakan sebagai barang konsumsi akhir maupun sebagai bahan baku produksi. Misalnya benang (untuk menjahit dan sebagai bahan baku tekstil) serta kertas (sebagai bahan baku buku).

3) Barang Jadi

Barang jadi adalah barang yang siap untuk dikonsumsi langsung. Barang jadi disebut pula barang akhir. Misalnya pakaian dan sepatu.

Demikianlah pembahasan mengenai "Barang Sebagai Alat Pemenuh Kebutuhan Manusia", semoga dengan adanya artikel ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan yang bermanfaat untuk anda.

Related Posts:

Peraturan dan Teknik dalam Lempar Cakram

Lempar cakram adalah salah satu nomor lempar dalam cabang olahraga atletik. Pada acara olimpiade sejak 708 M, lempar cakram merupakan bagian dalam pancalomba (pentatlon). Pada awalnya cakram terbuat dari batu terupam halus dan kemudian dari perunggu yang dicor dan ditempa.

Cara melakukan lemparan pada mulanya menirukan nelayan yang melempar jaringnya berulang-ulang. Kemudian, ditemukan lemparan dengan sikap badan menyiku secara khusus dengan badan agak bersandar ke depan.

A. Peraturan dalam Lempar Cakram


Setiap cabang olahraga selalu memiliki peraturan, seperti misalnya peraturan permainan bola basket, peraturan permainan bola voli, peraturan permainan golf, dan sebagainya. Pada cabang atletik pun kita memiliki aturan tertentu ketika hendak bermain lempar cakram. Ada sejumlah aturan penting yang bisa diketahui dan coba dimengerti dengan baik bila ingin menjadi atlet lempar cakram.

Sama seperti peraturan lembing yang masuk di dalam cabang olahraga atletik, pada peraturan olahraga lempar cakram juga kita perlu mengetahui detai tentang sarana dan prasarananya, peran juri, dan juga beberapa hal yang tidak boleh dilakukan (yang termasuk pelanggaran) serta hal-hal yang bisa diutamakan ketika melakukan olahraga ini.

1. Peraturan Lapangan

Setiap lapangan olahraga selalu memiliki ukuran tertentu yang disesuaikan untuk kebutuhan jenis olahraganya, pun begitu dengan lempar cakram. Tentang lapangan, selalu ada ukuran tertentu untuk lapangan setiap cabang olahraga. Untuk itu, cabang olahraga atletik ini memiliki tersendiri yang perlu diketahui oleh atlet lempar cakram. Berikut ini adalah ukuran lapangan lempar cakram yang sudah ditentukan standarnya dan telah dianggap sah untuk menjadi tempat diselenggarakannya pertandingan.
  • Diameter dan lingkaran tempat untuk melempar cakram, utamanya untuk perlombaan atau pertandingan resmi adalah 2,5 meter.
  • Bahan material yang resmi dari lingkaran tempat untuk melempar terbuat dari baja atau metal.
  • Permukaan penutup tempat untuk melempar yang digunakan adalah material yang tidak licin dan harus rata atau datar. Sehingga memungkinkan untuk bagian tersebut terbuat dari aspal, semen atau bahan rata lainnya.
  • Menggunakan pagar atau pembatas kawat di sekeliling daerah lingkaran lemparan sebagai jaminan keselamatan penonton, peserta, dan petugas pada saat pertandingan lempar cakram.
  • Bentuk lapangan harus mirip dengan huruf C yang memiliki diameter berukuran 7 meter dengan ukuran mulut atau bagian terbuka sepanjang 3,3 meter.
  • Sektor lemparan yang terbentuk dari garis yang berbentuk sudut 40° pada pusat lingkaran.

2. Peraturan Perlengkapan Cakram

Peraturan mengenai berat dan ukuran cakram yang dipakai pada pertandingan haruslah memenuhi standar yang telah ditetapkan secara resmi. Dari segi berat dsn ukuran, tentu saja dibedakan antara nomor lempar cakram putra dan putri. Berikut ini adalah peraturan mengenai berat, ukuran dan bahan dari cakram yang digunakan dalam pertandingan.
  • Berat cakram untuk nomor lempar cakram putri adalah 1 kg dengan diameter cakram sepanjang 180-182 mm.
  • Berat cakram untuk nomor lempar cakram putra adalah 2 kg dengan diameter sepanjang 219-221 mm.
  • Bahan pembentuk cakram yang sesuai dengan standar resmi yang telah ditetapkan terbuat dari material kayu. Bahan lain yang keras seperti kayu pun dapat digunakan asal memiliki bingkai yang terbuat dari besi.
  • Bingkai cakram memiliki bentuk lingkaran penuh dan di bagian tengah cakram terdapat sebuah beban yang dapat dilepas dan dipindahkan bila memang diperlukan.
  • Diameter cakram memiliki ukuran sepanjang 220 cm.

3. Peraturan Permainan dan Pelanggaran

Di dalam permainan olahraga lempar cakram terdapat sejumlah peraturan yang sebaiknya juga diperhatikan oleh para atlet agar dapat terhindar dari diskualifikasi yang menjadi penyebab tidak bisanya melanjutkan kompetisi. Beberapa peraturan di dalam permainan itu diantaranya:
  • Olahraga lempar cakram diawali dari sikap berdiri dan siap di dalam lingkaran. Peserta tidak diperbolehkan menginjak garis lingkaran, terlebih lagi meninggalkan lingkaran sebelum posisi berdiri tersebut dianggap sah lewat setengah lingkaran bagian dalam oleh juri. Peserta yang ada di awal putaran jatuh ke belakang.
  • Tubuh peserta yang terlalu membungkuk ke arah depan. Tubuh hanya melakukan perputaran di tempat. Peserta melakukan lompatan yang terlalu tinggi di udara.
  • Berat badan peserta yang bertumpu di bagian kaki depan dan membiarkannya jatuh.
  • Ketegakan kaki peserta sehingga membuat penempatan menjadi tidak sempurna atau mengalami kesalahan
  • Peserta melakukan lemparan sebelum waktunya atau terlalu dini mendahului aba-aba.
  • Pengukuran hasil lemparan dilakukan dengan lemparan yang dtarik dengan sumber dari bekas tempat jatuhnya cakram persis di mana paling dekat dengan tepi pada balok. Ketika terdapat 8 orang peserta atau lebih, peserta akan diberikan hak melempar sebanyak 3 kali dan juri yang akan menentukan 8 pelempar terbaik menuju final. Kesempatan melempar menjadi 6 kali dan langsung masuk final apabila peserta lomba di bawah jumlah 8 orang.

4. Juri

Selain peraturan lapangan dan cakram yang sudah ditentukan, juri dari lempar cakram pun memiliki beberapa aturan dan tugas tertentu selama mengawasi jalannya pertandingan lempar cakram. Secara umum untuk olahraga manapun, diperlukan juri yang jujur, tegas, jeli, adil dan berwibawa untuk mendukung perlombaan yang memiliki sportivitas tinggi. Pada pertandingan lempar cakram, jumlah juri yang ditugaskan adalah 5 orang. Setiap juri tersebut memiliki tugas yang berbeda-beda dan setiap atlet juga perlu mengetahui tugas dari masing-masing juri. Berikut adalah tugas dari tiap juri pada pertandingan lempar cakram.
  • Juri 1 - bertugas memanggil peserta pertandingan dan bersama juri 2 mengawasi gerakan kaki atlet jika mengalami kesalahan di sisi lingkaran saat pelemparan melakukan gerakan putaran, misalnya ketika kaki berada di belakang lingkaran lempar.
  • Juri 2 - dengan bersiap memegang pengeras suara, juri 2 mengawasi gerak kaki peserta di sisi lingkaran untuk mengecek bila terjadi kesalahan, seperti misalnya ketika cakram tengah dilepaskan dari tangan si peserta yang melempar. Pemberitahuan kesalahan dapat menggunakan pengeras suara yang dibawa dan juga mengangkat bendera sebagai isyarat ketika lemparan yang dilakukan peserta tidak sah.
  • Juri 3 - memiliki tugas untuk menempatkan alat pengukur setelah penempatan bendera penanda tempat jatuhnya cakram. Alat pengukur ini umumnya disebut dengan ujung pita meteran.
  • Juri 4 dan juri 5 - memilili tugas yang sama sebagai pengamat tempat jatuhnya cakram.
Sebagai catatan, apabila terdapat peserta yang kidal pada sebuah peraturan lempar cakram, maka posisi juri maupun wasit akan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan peserta.

5. Hal Penting untuk Dilakukan dalam Lempar Cakram

Selain dari poin-poin yang sudah disebutkan sebelumnya, ada hal-hal lain yang juga lebih penting dan perlu diutamakan pada perlombaan lempar cakram. Dengan melakukan hal-hal di bawah ini, performa setiap peserta akan menjadi lebih baik dan meningkatkan peluang keberhasilan melempar.
  • Melakukan putaran secara sempurna dan memang dianjurkan juga untuk melakukan putaran besar antara tubuh bagian bawah dan atas.
  • Cakram perlu di dorong melewati lingkaran.
  • Peserta harus mencapai jarak yang cukup di saat melayang melintasi lingkaran.
  • Peserta harus mendarat dengan jari-jari kanan lalu memutar secara progresif.
  • Peserta harus mendarat menggunakan kaki kanan dan wajib tepat di titik pusat lingkaran serta kaki kiri yang sedikit ke arah kiri dari garis lemparan.

6. Hal Penting yang Harus Dihindari dalam Lempar Cakram

Selain ada hal-hal yang perlu diutamakan, ada juga hal-hal yang penting untuk tidak dilakukan karena ini bisa jadi malah mengganggu performa peserta atau malah menjadikan peserta melakukan pelanggaran.
  • Peserta di awal putaran jatuh ke belakang.
  • Tubuh terlalu membungkuk ke arah depan.
  • Tubuh berputar di tempat saja.
  • Peserta melompat terlalu tinggi di udara.
  • Peserta menumpukan berat badan di bagian kaki depan dan membiarkannya jatuh.
  • Kaki peserta terlalu tegang sehingga akhirnya penempatan menjadi tidak sempurna atau salah.
  • Peserta melakukan lemparan sebelum waktunya; pada banyak kasus, peserta melempar terlalu dini.

B. Teknik Lempar Cakram

Cara melakukan teknik gerakan lempar cakram adalah sebagai berikut.

1. Cara Melakukan Awalan

Posisi berdiri menyamping arah lemparan. Kaki direnggangkan selebar badan, sedikit ditekuk dan rileks. Berat badan pada kedua kaki. Pusatkan perhatian dan lakukan persiapan untuk melakukan awalan agar mantap. Kemudian, cakram diayun-ayunkan ke samping kanan belakang lalu ke kiri. Gerakan ini diulang-ulangi dua tiga kali dilanjutkan dengan awalan berputar.

Lengan yang memegang cakram diayunkan ke samping kanan-belakang diikuti oleh gerakan melilin badan ke kanan, kaki kiri mengikuti gerakan dengan tumit agak terangkat. Kemudian, cakram diayun ke samping kiri diikuti oleh badan dipilin ke kiri dengan tangan kiri di bawah ke kiri juga, berat badan dipindahkan ke kaki kiri, kaki kanan kendor dan tumit sedikit terangkat.

2. Sikap Badan Saat Melempar Cakram

Kaki kanan ditolakkan untuk mengangkat panggul dari posisi rendah di atas kaki kanan didorong ke depan-atas, selanjutnya badan yang semula condong ke belakang dan terpilih ke kanan diputar ke kiri diikuti dengan gerakan panggul yang memutar ke kiri pula. Berat badan dipindahkan dari kaki kanan ke kaki kiri. Setelah posisi badan seiap lempar, dengan waktu yang tepat cakram dilemparkan ke arah depan-atas.

3. Cara Melemparkan Cakram

Lepasnya cakram setinggi dagu dengan lengan lurus ke depan, sudut lemparan kira-kira 30 derajat. Cakram terlepas dari pegangan dengan berputar menurut putaran jarum jam, putaran cakram terjadi karena tekanan dari jari telunjuk.

4. Sikap Badan Setelah Melempar Cakram

Lepasnya cakram diikuti dengan badan yang condong kedepan. Pandangan mengikuti jalannya cakram.

Teknik lemparan cakram
Demikianlah pembahasan mengenai "Peraturan dan Teknik dalam Lempar Cakram", semoga dengan adanya artikel ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan yang bermanfaat untuk anda.

Related Posts:

Tradisi Lisan di Dalam Masyarakat

Tradisi lisan adalah cerita lisan tentang suatu tempat atau tokoh yang dibuat teks kisahan dalam berbagai bentuk, seperti syair, prosa, lirik, syair bebas, dan nyanyian.

1. Macam-macam Tradisi Lisan Dalam Masyarakat

Macam-macam tradisi lisan yang terdapat dalam masyarakat, antara lain sebagai berikut.
  1. Cerita tentang terjadinya suatu tempat yang berbentuk syair bebas dan ditampilkan hal-hal yang tidak benar-benar terjadi.
  2. Cerita rakyat mengenai seorang tokoh di suatu daerah, baik tokoh yang bersifat baik dan berjasa bagi daerahnya maupun tokoh yang bersifat buruk, jahat dan merugikan orang lain.
  3. Cerita rakyat tentang misteri atau ke ghaiban di suatu tempat, misalnya makam seorang tokoh, goa, batu besar, dan sebagainya.

2. Contoh Tradisi Lisan dalam Masyarakat

a. Asal Usul Gunung Tangkuban Parahu (Cerita Rakyat dari Jawa Barat)


Di Jawa Barat tepatnya di kabupaten Bandung terdapat sebuah tempat rekreasi yang sangat indah yaitu Gunung Tangkuban Perahu. Tangkuban Perahu artinya adalah perahu yang terbalik. Diberi nama seperti karena bentuknya memang menyerupai perahu yang terbalik. Konon menurut cerita rakyat parahyangan gunung itu memang merupakan perahu yang terbalik. Berikut adalah singkat ceritanya.

Beribu-ribu tahun yang lalu, tanah parahyangan dipimpin oleh seorang raja dan seoranh ratu yang hanya mempunyai seorang putri. Putri itu bernama Dayang Sumbi. Dia sangat cantik dan cerdas, sayangnya dia sangat manja. Pada suatu hari saat sedang menenun di beranda istana, Dayang Sumbi merasa lemas dan pusing. Dia menjatuhkan pintalan benangnya ke lantai berkali-kali. Saat pintalannya jatuh untuk kesekian kalinya Dayang Sumbi menjadi marah lalu bersumpah, dia akan menikahi siapapun yang mau mengambilkan pintalannya itu. Tepat setelah kata-kata sampah itu diucapkan, datang seekor anjing sakti yang bernama Tumang dan menyerahkan pintalan itu ke tangan Dayang Sumbi. Maka mau tak mau, sesuai dengan sumpahnya, Dayanh Sumbi harus menikahi anjing tersebut.

Dayang Sumbi dan Tumang hidup berbahagia hingga mereka dikaruniai seorang anak yang berupa anak manusia tapi memiliki kekuatan sakti seperti ayahnya. Anak ini diberi nama sangkuriang. Dalam masa pertumbuhannya, Sangkuriang selalu ditemani bermain oleh seekor anjing yang bernama Tumang yang dia ketahui hanya sebagai anjing yang setia, bukan sebagai ayahnya. Sangkurianh tumbuh menjadi seorang pemuda yang tampan dan gagah perkasa.

Pada suatu hari Dayang Sumbi menyuruh anaknya pergi bersama anjingnya untuk berburu rusa untuk keperluan suatu pesta. Setelah beberapa lama mencari tanpa hasil, sangkuriang merasa putus asa, tapi dia tidak ingin mengecewakan ibunya. Maka dengan sangat terpaksa dia mengambil sebatang panah dan mengarahkannya pada Tumang. Setibanya di rumah dia menyerahkan daging Tumang pada ibunya. Dayang Sumbi yang mengira daging itu adalah daging rusa, merasa gembira atas keberhasilan anaknya. Segera setelah pesta usai Dayang Sumbi teringat pada Tumang dan bertanya pada anaknya dimana Tumang berada. Pada mulanya Sangkuriang merasa takut, tanpa akhirnya dia mengatakan apa yang telah terjadi pada ibunya. Dayang Sumbi menjadi sangat marah, dalam kemarahannya dia memukul Sangkuriang hingga pingsan tepat di keningnya. Atas perbuatannya itu Dayang Sumbi diusir keluar dari kerajaan oleh ayahnya. Untungnya sangkuriang sadar kembali tapi pukulan ibunya meninggalkan bekas luka yang sangat lebar di keningnya. Setelah dewasa, Sangkuriang pun pergi mengembara untuk mengetahui keadaan dunia luar.

Beberapa tahun kemudian, Sangkuriang bertemu dengan seorang wanita yang sangat cantik. Segera saja dia jatuh cinta pada wanita tersebut. Wanita itu adalah ibunya sendiri, tapi mereka tidak saling mengenali satu sama lainnya. Sangkuriang melamarnya, Dayang Sumbi pun menerima dengan senang hati. Sehari sebelum hari pernikahan, saat sedang mengelus rambut tunangannya, Dayang Sumbi melihat bekas luka yang lebar di dahi Sangkuriang , akhirnya dia menyadari bahwa dia hampir menikahi putranya sendiri. Mengetahui hal tersebut Dayang Sumbi berusaha menggagalkan pernikahannya. Setelah berfikir keras dia akhirnya memutuskan untuk mengajukan syarat perkawinan yang tak mungkin dikabulkan oleh Sangkuriang. Syaratnya adalah: Sangkuriang harus membuat sebuah bendungan yang bisa menutupi seluruh bukit lalu membuat sebuah perahu untuk menyusuri bendungan yang bisa menutupi seluruh bukit lalu membuat sebuah perahu untuk menyusuri bendungan tersebut. Semua itu harus sudah selesai sebelum fajar menyingsing.

Sangkuriang mulai bekerja. Cintanya yang begitu besar pada Sangkuriang memberikan sesuatu kekuatan aneh. Tak lupa dia juga menggunakan kekuatan yang dia dapat dari ayahnya untuk memanggil jin-jin dan membantunya. Dengan lumpur dan tanah mereka membendung air dari sungai dan mata air. Beberapa saat sebelum fajar, Sangkuriang menebang sebatang pohon besar untuk membuat sebuah perahu. Ketika Dayang Sumbi melihat bahwa Sangkuriang hampir menyelesaikan pekerjaannya, dia berdoa pada dewa-dewa untuk merintangi pekejaan anaknya dan mempercepat datangnya pagi.

Ayam jantan berkokok, matahari terbit lebiu cepat dari biasanya dan Sangkuriang menyadari bahwa dia telah ditipu. Dengan sangat marah dia mengutuk Dayang Sumbi dan menendang perahu buatannya yang hampir jadi ke tengah hutan. Perahu itu berada di sana dalam keadaan terbalik dan membentuk gunung Tangkuban Perahu (perahu yang menelungkub). Tidak jauh dari tempat itu terdapat tunggul pohon sisa dari tebangan Sangkuriang, sekarang kita mengenalnya sebagai bukit Tunggul. Bendungan yang dibuat Sangkuriang menyebabkan seluruh bukit dipenuhi air dan membentuk sebuah danau dimana Sangkuriang dan Dayang Sumbi menenggelamkan diri dan tidak terdengar lagi kabarnya hingga kini.

b. Malin Kundang (Cerita Rakyat dari Sumatra Barat)

Menceritakan seorang janda bernama Mande Rubayah dan anak laki-lakinya bernama Malin Kundang. Mereka hidup miskin. Setelah Malin Kundang menginjak dewasa, ia merantau untuk bekerja agar kehidupannya lebih baik. Ibunya selalu mendoakan agar anaknya selalu sehat, selamat, dan mudah mencari rezeki.

Bertahun-tahun Malin Kundang tidak pulang ke rumah menemui ibunya, ternyata ia telah menikah dengan putri seorang bangsawan yang kaya raya. Pada suatu hari Malin Kundang dengan istrinya naik kapal yang sangat bagus, kemudian mendarat di pantai dekat rumah ibunya.

Mengetahui anaknya datang ibunya sangat senang, segera memeluk erat Malin Kundang anaknya. Namun ternyata Malin Kundang tidak mengakui bahwa itu ibu kandungnya. Apalagi istrinya, berulang kali meludah di dekat ibunya dan menghina. Malin Kundang menendang ibunya sampai jatuh dan pingsan, kemudian ia naik kapal dsn berlayar lagi.

Setelag ibu Malin Kundang sadar dari pingsannya, ia berdoa apabila suami istri yang bersikap kasar tadi benar anak dan menantunya, agar mendapat balasan atas perlakuannya.

Tidak lama kemudian, cuaca yang sebelumnya cerah, berubah menjadi gelap gulita, hujan turun dengan lebat, petir menggelegar, dan ombak lautan sangat besar. Kapal yang ditumpangi Malin Kundang dan istrinya oleng dan hancur, kemudian tenggelam. Malin Kundang dan istrinya meninggal seketika. Menurut cerita, pecahan kapal dan Malin Kundang berubah menjadi batu.

3. Keberadaan dan Perkembangan Tradisi Lisan dalam Masyarakat

Beberapa puluh tahun yang lalu eksistensi tradisi ekspresi terutama dongeng rakyat, mempunyai peranan penting dalam kehidupan masyarakat, terlebih lagi masyarakat pedesaan.

Peranan tradisi ekspresi pada masa lampau yaitu sebagai hiburan dan pengetahuan. Banyak orang renta yang menceritakan/mendongengkan kepada anaknya dongeng apa saja yang mereka ketahui. Mendongeng sering dilakukan pada ketika akan tidur malam atau pada ketika luang di siang hari.

Anak-anak sangat senang dan terkesan dengan dongeng/cerita yang mereka dapatkan dari orang renta maupun guru atau tokoh masyarakat. Setelah mereka dewasa, banyak dongeng/cerita yang mereka ketahui itu disampaikan kepada anak-anaknya, sehingga dongeng rakyat di suatu tempat tetap diketahui.

Namun sekarang alasannya ilmu pengetahuan dan teknologi sudah banyak mengalami perubahan ke arah kemajuan, peranan dongeng rakyat/tradisi ekspresi makin surut.

Perkembangan teknologi menjadikan di sekitar kita banyak benda atau kemudahan yang bisa menghibur dan menunjukkan kemudahan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya: televisi, tape, VCD, DVD, handphone, internet, surat kabar, majalah, dan masih banyak lagi. Anak-anak indonesia sekarang lebih mengenal cerita: Doraemon, Sponge Bob, Winnie Tho Pooh (yang merupakan film impor), dari pada dongeng Malin Kundang dan Sangkuriang.

Melihat keadaan yang menyerupai itu, kita harus peduli agar tradisi ekspresi yang terdapat di banyak sekali kawasan dapat tetap lestari. Upaya pelestarian tradisi lisan, antara lain melalui pengajaran di sekolah-sekolah, penayangan tradisi ekspresi melalui televisi, dan penulisan dongeng rakyat dalam bentuk buku yang diberi gambar berwarna agar lebih menarik membacanya.

Dalam perkembangannya, tradisi ekspresi mencangkup banyak sekali jenis teater yang memanfaatkan seni kata sebagai bab penting dalam pementasannya. Jenis teater itu terdapat di banyak sekali kawasan Indonesia, misalnya didong (Aceh), randai (di Minang), lenong (di Betawi), ludruk (di Jawa), patu (di Bima), tanggomo (di Gorontalo), dan Mendu (di Melayu).

Di kurun globalisasi, dengan majunya sarana berita ternyata bisa mengembangkan tradisi ekspresi dari banyak sekali daerah. Misalnya: Wayang dan Lenong.

Demikianlah pembahasan mengenai "Tradisi Lisan di Dalam Masyarakat", semoga dengan adanya artikel ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan yang bermanfaat untuk anda.

Related Posts:

Macam-macam Norma di Dalam Masyarakat

Perwujudan norma sosial dapat berbentuk tertulis dan tidak tertulis. Berdasarkan kekuatan yang mengikat sistem nilai dalam kehidupan masyarakat, norma sosial dapat digolongkan dalam beberapa macam, yaitu cara (usage), kebiasaan (folkways), tata susila (mores), Kesopana (Adat), hukum (laws), dan agama (religion).

1. Norma Cara (Usage)

Cara (usage) terbentuk melalui proses interaksi yang berlangsung secara konstan sehingga membentuk sebuah pola perilaku tertentu. Sistem nilai yang terikat dalam bentuk cara (usage) ini relatif lemah sehingga sanksi terhadap pelanggaran norma ini hanyalah sebuah predikat "tidak sopan" saja. Di antara contoh-contoh norma ini adalah berdecak atau bersendawara di waktu makan, mengeluarkan ingus di sembarang tempat, buang air sambil berdiri di pinggir jalan, dan lain sebagainya.


2. Norma Kebiasaan (Folkways)

Perilaku yang terjadi secara berulang-ulang dalam bentuk yang sama akan membentuk kebiasaan (folkways). Norma ini diakui keberadaannya di tengah-tengah masyarakat sebagai salah satu standar dalam interaksi sosial.

Kebiasaan (folkways) tergolong sebagai norma ringan sehingga pelanggaran terhadap norma ini akan dikenai sanksi berupa gunjingan, sindiran, atau teguran. Di antara contoh dari norma ini adalah menerima pemberian dengan tangan kanan, makan dengan menggunakan tangan kanan, mengetuk pintu jika ingin memasuki kamar orang lain, memberi salam pada saat bertamu, menerima tamu dengan ramah dan sopan.

3. Norma Kesopanan (Adat)

Norma kesopanan adalah aturan-aturan tentang tingkah laku yang berlaku dalam suatu lingkungan kelompok masyarakat tertentu, yang bersumber dari adat istiadat, budaya, atau tradisi setempat. Norma kesopanan kadang disebut juga dengan norma adat (kemasyarakatan), sopan santun, tata krama atau adat istiadat. Hal itu dikarenakan kaida atau aturan hidup yang timbul dalam norma kesopanan dari pergaulan hidup suatu masyarakat. Landasan kaidah ini adalah kepatutan, kepantasan, dan kebiasaan yang berlaku pada suatu masyarakat.

Norma kesopanan sering diklasifikasikan sebagai norma moral. Akan tetapi, berbeda dengan norma kesusilaan yang bersifat universal, norma kesopanan itu bersifat lokal, kultural, tradisional atau konteksual. Oleh karena itu, norma kesopanan sering disebut juga dengan norma adat. Artinya, norma kesopanan itu berlaku di suatu wilayah tertentu, dalam lingkungan budaya tertentu, berdasarkan tradisi tertentu, atau dikaitkan dengan konteks tertentu. Sesuatu yang dianggap sopan di suatu daerah mungkin dianggap tidak sopan di daerah lain. Demikian juga sebaliknya, sesuatu yang dianggap tidak sopan pada masa lalu mungkin dianggap sopan pada masa sekarang. Sebagai contoh, dalam lingkungan masyarakat Jawa, seorang anak yang berbicara dengan orang tua sebaiknya menggunakan bahasa Jawa krama inggil (suatu sastra bahasa Jawa yang halus dan tinggi). Dengan demikian, norma kesopanan itu terikat pada ruang dan waktu.

Norma kesopanan atau adat merupakan bagian dari kebudayaan bangsa Indonesia. Oleh karena itu, mempelajari norma adat atau kesopanan berarti mempelajari sebagian dari kebudayaan bangsa. Norma adat dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari, tetapi banyak orang tidak menyadari kalau mereka sedang melaksanakan norma adat. Selain itu, sering orang mencampuradukkan pengertian adat yang mengandung sanksi hukum dengan pengertian adat yang tidak mengandung sanksi hukum, yaitu kebiasaan.

4. Norma Agama (Religion)

Ajaran-ajaran agama memegang peranan yang sangat vital sebagai pedoman dalam menjalani kehidupan secara benar, yakni mengajarkan tentang hubungan antara manusia dengan tuhan, hubungan antara sesama manusia, dan hubungan antara manusia dengan makhluk lainnya. Pemahaman dan penerapan ajaran agama secara benar akan menciptakan tata kehidupan yang harmonis. Sebaliknya, pelanggaran terhadap norma-norma agama akan menimbulkan konflik, baik yang bersifat individual maupun yang bersifat sosial.

Norma-norma agama dilaksanakan berdasarkan keimanan dan ketakwaan. Pelanggaran terhadap norma agama akan dikenakan sanksi-sanksi tertentu, baik sanksi yang dikenakan di dunia maupun sanksi yang diyakini akan terjadi di akhirat kelak. Agama memang sangat sarat dengan ajaran-ajaran tentang pola kehidupan yang baik dan benar untuk kebahagiaan di dunia maupun kebahagiaan di akhirat kelak.

5. Norma Hukum

Norma hukum adalah aturan-aturan yang bersumber atau dibuat oleh lembaga negara yang berwenang, yang bersifat mengikat dan memaksa. Negara berkuasa untuk memaksakan aturan-aturan hukum agar dipatuhi dan bagi siapa saja yang bertindak melawan hukum dapat diancam dan dijatuhkan hukuman tertentu. Sifat memaksa dengan sanksi hukumannya yang tegas dan nyata inilah kelebihan norma hukum dibanding dengan norma-norma yang lain. Demi tegaknya hukum, negara mempunyai lembaga beserta aparatnya di bidang penegak hukum, yakni hakim, jaksa, dan polisi. Contoh, mengendarai kendaraan bermotor harus dilengkapi dengan surat-surat, barang siapa yang melanggar akan dikenakan tilang, barang siapa yang menghilangkan nyawa orang lain, akan dipidana penjara selama-lamanya 15 tahun, tersangka, terdakwa atau terpidana berhak menurut ganti kerugian karena ditangkap, ditahan, dituntut dan diadili atau dikarenakan tindakan lain, tanpa alasan yang berdasarkan undang-undang atau karena kekeliruan mengenai orangnya atau hukum yang diterapkan.

6. Norma Mode (Fashion)

Mode (Fashion) merupakan gaya hidup yang berkembang di tengah-tengah kehidupan masyarakat dalam waktu-waktu tertentu. Pada dasarnya gaya hidup merupakan penampilan tertentu yang sedang trend dalam berbagai bidang kehidupan. Dengan demikian mode (fashion) dapat dilihat pada model rambut, model pakaian, model kendaraan, model rumah, model perilaku yang ditunjukkan dalam acara-acara tertentu, dan sebagainya. Mode (fashion) dianggap sebagai cermin kehidupan modern, sehingga orang yang tidak mengikuti mode biasanya akan dianggap keringgalan zaman.

Berkembangnya mode yang melampaui batas seperti pakaian seksi, rumah mewah, mobil mewah, kehidupan seronok, dan sebagainya dapat menciptakan konflik baik yang bersifat individual maupun yang bersifat sosial. Oleh karena itu berkembangnya mode (fashion) perlu diimbangi dengan penanaman norma-norma agama yang mantap sehingga masyarakat akan terhindar dari pengaruh-pengaruh negatif yang berasal dari perkembangan dunia mode (fashion).

Demikianlah pembahasan mengenai "Macam-macam norma di Dalam Masyarakat", semoga dengan adanya artikel ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan yang bermanfaat untuk anda.

Related Posts:

Nilai-nilai Peninggalan Budaya Prasejarah di Indonesia

Nilai-nilai peninggalan budaya prasejarah di indonesia artinya, konsep-konsep umum tentang masalah-masalah dasar yang sangat penting dan bernilai bagi kehidupan masa prasejarah di indonesia. Konsep-konsep umum dan penting itu hingga kini masih tersebar luas di kalangan masyarakat indonesia.

Nilai-nilai budaya masa prasejarah indonesia itu masih terlihat dalam bentuk kegiatan-kegiatan berikut:

1. Mengenal Astronomi

Pengetahuan tentang astronomi sangat penting dalam kehidupan mereka terutama pada saat berlayar waktu malam hari. Astronomi juga, penting artinya dalam menentukan musim untuk keperluan pertanian.

2. Nilai Gotong Royong

Masyarakat prasejarah hidup secara berkelompok, mereka bergotong royong untuk kepentingan bersama, contohnya membangun rumah yang dilakukan secara bersama-sama. Budaya gotong royong juga dapat terlihat dari peninggalan mereka berupa bangunan-bangunan batu besar yang dapat dipastikan dibangun secara gotong royong.

3. Nilai Musyawarah

Dalam kehidupan berkelompok, masyarakat-masyarakar prasejarah mengembangkan nilai musyawarah. Hal ini dapat ditunjukkan dengan dipilihnya pemimpin yang dianggap paling tua (sesepuh) yang mengatur masyarakat dan memberi keputusan untuk berbagi persoalan yang dihadapi bersama.

4. Mengatur Masyarakat

Dalam kehidupan kelompok masyarakat yang sudah menetap diharapkan adanya aturan-aturan dalam masyarakat. Pada masyarakat dari desa-desa kuno di indonesia telah memiliki aturan kehidupan yang demokratis. Hal ini dapat ditunjukkan dalam musyawarah dan mufakat memilih seorang pemimpin. Seorang pemimpin yang dipilih itu diharapkan dapat melindungi masyarakat dari gangguan masyarakat luar dan dapat mengatur masyarakat dengan baik.

5. Nilai Keadilan

Nilai keadilan sudah diterapkan dalam masyarakat prasejarah, yaitu dengan adanya pembagian tugas sesuai dengan kemampuan dan keahliannya. Tugas antara kaum laki-laki berbeda dengan dengan kaum perempuan. Hal ini mencerminkan sikap yang adil karena setiap orang akan memperoleh hak dan kewajiban sesuai dengan kemampuannya.

6. Tradisi Bercocok Tanam

Salah satu cara yang dilakukan masyaratk prasejarah untuk memenuhi kebutuhan hidup ialah dengan bercocok tanam. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya alat khas pertanian yang berupa beliung persegi dan alat lainnya.

7. Sistem Macapat


Sistem mencapat ini merupakan salah satu butir dari 10 butir penelitian J.L.A. Brandes tentang keadaan indonesia menjelang berakhirnya zaman prasejarah. Sistem macapat merupakan suatu tata cara yang didasarkan pada jumlah empat dan pusat pemerintah terletak di tengah-tengah wilayah yang dikuasainya. Pada pusat pemerintahan terdapat tanah lapang (alun-alun) dan di empar penjuru terdapat bangunan-bangunan yang penting seperti keraton, tempat pemujaan, pasar, dan penjara. Susunan seperti itu masih banyak ditemukan pada kota-kota lama.

8. Kesenian Wayang

Munculnya kesenian wayang berpangkal pada pemujaan roh nenek moyang. Jenis wayang yang dipertunjukkan adalah wayang kulit, wayang orang dan wayang golek (boneka). Cerita dalam pertunjukkan wayang mengambil tema tentang kehidupan pada masa itu dan setelah mendapat pengaruh bangsa hindu muncul cerita Mahabarata dan Ramayana.

9. Seni Gamelan

Seni gamelan digunakan untuk mengiringi pertunjukkan wayang dan dapat mengiringi pelaksanaan upacara.

10. Seni Membatik


Seni membatik merupakan kerajinan untuk menghiasi kain dengan menggunakan alat yang disebut canting. Hiasan gambar yang diambil sebagian besar berasal dari alam lingkungan tempat tinggalnya. Di samping itu ada seni menenun dengan beraneka ragam corak.

11. Seni Logam

Seni membuat barang-barang dari logam menggunakan teknik a Cire Perdue. Teknik a Cire Perdue adalah cara membuat barang-barang dari logam dengan terlebih dahulu membentuk tempat untuk mencetak logam sesuai dengan benda yanh dibutuhkan.

Tempat untuk mencetak logam itu ada yang terbuat dari batu, tanah liat, dan sebagainya. Pada tempat cetakan itu dituang logam yang sudah dicairkan dan setelah dingin cetakan itu dipecahkan, sehingga terbentuk benda yang dibutuhkannya. Barang-barang logam yang ditemukan sebagian besar terbuat dari perunggu.

Penemuan beraneka ragam bentuk benda-benda budaya masyarakat indonesia dari masa prasejarah memiliki arti yang sangat penting bagi kehidupan bangsa indonesia di masa sekarang dan di masa yang akan datang. Karena pentingnya maka sebagai generasi bangsa di masa sekarang, kita patut bangga terhadap peninggalan-peninggalan budaya masyarakat dari masa lampau.

Kita mengaguminya, betapa tinggi nilai seni budaya yang mereka miliki saat itu walaupun teknik pembuatan masih sangat sederhana. Oleh karena itu, sebagai generasi penerus kita memiliki kewajiba dan tanggung jawab untuk memelihara dan mempertahankan benda-benda budaya sampai kepada anak cucu kita dengan seutuhnya.

Benda-benda budaya itu sebagian besar disimpan pada musium sejarah yang terdapat di seluruh indonesia, juga masih ada yang terdapat dalam kandungan bumi di seluruh wilayah indonesia yang belum berhasil di angkat. Oleh karena itu, apabila kita berhasil menemukan benda-benda tersebut, maka sebaiknya kita serahkan kepada pemerintah dan untuk selanjutnya disimpan di musium-musium.

Demikianlah pembahasan mengenai "Nilai-nilai Peninggalan Budaya Prasejarah di Indonesia", semoga dengan adanya artikel ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan yang bermanfaat untuk anda.

Related Posts:

Penyebab Terjadinya Kelangkaan Sumber Daya Ekonomi

Kelangkaan adalah sebuah permasalahan yang kompleks di mana akan menimbulkan dampak negatif bagi kehidupan kita. Kelangkaan adalah kondisi dimana manusia tidak bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya karena sumber daya alam atau hasil bumi telah habis dan tidak memiliki kemampuan untuk memenuhi apa yang kita butuhkan. Dalam dunia ekonomi bisa dikatakan bahwa kelangkaan merupakan kondisi di mana kebutuhan manusia lebih banyak dari pada produk yang tersedia. Pada dasarnya kelangkaan itu mengandung dua makna penting, diantaranya.
  1. Alat pemenuh kebutuhan hidup tidak sanggup untuk memenuhi kebutuhan yang ada.
  2. Diperlukan pengorbanan lebih untuk mendapatkan alat pemuas kebutuhan hidup manusia.
Masalah kelangkaan selalu dihadapkan dengan bagaimana cara-cara atau kiat-kiat seseorang untuk memenuhi kebutuhannya yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan seadanya. Suatu kelangkaan yang akan terjadi memiliki beberapa ciri-ciri, yaitu:
  • Jumlah alat pemuas kebutuhan berupa suatu produk baik barang ataupun jasa terbatas atau kurang mencukupi kebutuhan manusia yang tidak ada batasnya sehingga sulit untuk ditemukan dan diperoleh. Yang sering terjadi adalah kondisi di mana jumlah alat pemuas kebutuhan selalu tertinggal dengan jumlah kebutuhan manusia yang ada.
  • Harga kebutuhan hidup meningkat drastis dari harga biasanya harga normal dipasaran dikarenakan beberapa faktor diantaranya jumlah produk yang terbatas, permintaan akan produk tersebut tinggi, dan biaya produksi mahal.
  • Pengorbanan harus dilakukan oleh seorang konsumen dalam upaya mendapatkan kebutuhannya tersebut baik dalam bentuk barang maupun jasa. Mengorbankan pemikiran dalam menentukan kebutuhan mana yang harus di dahulukan bahkan harus mengorbankan kebutuhan yang lebih utama untuk mendapatkannya. Tidak hanya itu konsumen harus mengorbankan tenaganya untuk bekerja mencari uang dengan tujuan untuk dibelikan produk yang mereka butuhkan.
Dalam hal ini ilmu ekonomi memiliki peran besar karena yang menjadi permasalahan utama dalam dunia perekonomian adalah bagaimana cara menyeimbangkan kebutuhan dan keinginan manusia yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang hanya memiliki jumlah terbatas. Kelangkaan terjadi bukan tanpa sebab, kelangkaan terjadi karena disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya:

a. Perbedaan Letak Geografis

Sumber daya alam tersebar tidak merata di muka bumi. Ada daerah yang kaya akan minyak, ada pula yang tidak. Ada daerah yang subur, dan ada pula yang gersang. Perbedaan ini menyebabkan kelangkaan sumber daya alam dan untuk mendapatkan sumber daya yang tidak terdapat di daerahnya diperlukan pengorbanan yang lebih besar.

Misalnya, di daerah pegunungan berkapur seperti kabupaten gunung kidul, sumber daya air sulit untuk di temukan. Pada musim kemarau, masyarakat di sana harus membeli air. Berbeda dengan masyarakat di dataran rendah yang bisa mengambil air sumur.

b. Cepatnya Pertumbuhan Penduduk

Pertumbuhan penduduk yang lebih cepat dibandingkan pertumbuhan produksi barang dan jasa akan menyebabkan kesenjangan antara kebutuhan dibandingkan persediaan barang dan jasa.

Gejala ini sudah menjadi perhatian seorang ekonomi, Thomas Robert Malthus. Malthus mengamati bahwa manusia berkembang jauh lebih cepat dibandingkan produksi hasil-hasil pertanian.

c. Kemampuan Produksi

Kemampuan faktor produksi dalam proses pembuatan barang dan jasa mempunyai keterbatasan-keterbatasan. Misalnya, tenaga kerja manusia juga membutuhkan masa istirahat, sakit, ataupun cuti. Selain itu, mesin-mesin produksi bekerja dengan kapasitas tertentu.

d. Perkembangan Teknologi yang Tidak Sama

Perkembangan teknologi di berbagai negara tidak sama. Di negara maju, perkembangan teknologi berlangsung cukup cepat. Sedangkan di negara berkembang, perkembangan kebutuhan akan barang dan jasa lebih cepat dari pada perkembangan teknologinya. Hal ini dikarenakan ada kecenderungan untuk meniru gaya hidup di negara maju.

e. Bencana Alam

Pada dasarnya bencana alam merupakan faktor yang berada di luar dugaan manusia. Namun, sering bencana alam terjadi karena ulah manusia yang kurang menjaga keseimbangan alam. Manusia mengambil kekayaan alam tanpa memperhatikan kelestariannya.

Bencana alam menyebabkan rusaknya sumber daya yang ada, baik korban jiwa maupun rusaknya berbagai sumber daya ekonomi seperti bangunan usaha dan mesin-mesin produksi. Untuk membangun atau mengadakan kembali sumber daya yang rusak akibat bencana alam, dibutuhkan waktu yang cukup lama dan uang yang tidak sedikit.

Dua hal yang harus diperhatikan dalam memenuhi kebutuhan, bahwa manusia memiliki kebutuhan yang tidak terbatas dan bahwa barang pemenuh kebutuhan terbatas jumlahnya. Di situlah terjadi sebuah keadaan yang dinamakan kelangkaan. Dari dua kenyataan tersebut, timbullah inti persoalan ekonomi, yaitu bagaimana dengan suber-sumber yang jumlahnya terbatas itu, kebutuhan manusia yang beraneka ragam dapat terpenuhi.

Demikianlah pembahasan mengenai "Penyebab Terjadinya Kelangkaan Sumber Daya Ekonomi", semoga dengan adanya artikel ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan yang bermanfaat untuk anda.

Related Posts:

Penjelasan Aspek dan Pertandingan Pencak Silat

Dalam peraturan yang dikeluarkan badan tertinggi induk pencak silat nasional IPSI dan internasional cabang olah raga pencak silat, terlebih jika kita merupakan atlit atau pesilat yang aliran silatnya kita pelajari telah terdaftar dalam induk tertinggi pencak silat nasional itu merupakan hal yang penting.

1. Aspek-aspek Pencak Silat


Terdapat beberapa poin yang harus kita fahami dalam pencak silat, salah satunya adalah aspek dari pencak silat itu sendiri yang meliputi:

a. Aspek Mental Spiritual

Dalam pembelajaran seni bela diri pencak silat selain belajar fisik sebagai kebugaran tubuh, ilmu olah kanurangan atau unsur spiritual merupakan hal yang sangat pokok sebagai hasil keseimbangan dan kesakralan dari nilai pencak silat itu sendiri. Para pesilat dan para guru pencak silat zaman dahulu sering kali harus melewati tahapan semadi, tapa, atau aspek kebatinan lain untuk mencapai tingkat tertinggi keilmuannya.

Dalam kehidupan bermasyarakat jika zaman dulu kebatinan adalah yang paling utama sebagai kekuatan magis dengan pendalaman spiritual untuk menjadi pesilat/pendekar yang terkuat, oleh karena itu unsur spiritual ini sangat diperlukan. Dalam belajar silat sebagai dasar kemampuan bertahan dan melindungi diri dari berbagai perlawanan.

b. Aspek Budaya

Budaya dan permainan "seni" pencak silat ialah salah satu aspek yang sangat penting. Istilah pencak pada umumnya menggambarkan bentuk seni gerakan pencak silat, dengan musik dan busana tradisional. Dengan mengkolaborasi teknik jurus dan teknik bela diri dengan tujuan mempertahankan diri.

c. Aspek Beladiri

Kepercayaan dan ketekunan diri dalam mempelajari pencak silat sangat penting dimana istilah pencak silat sendiri merupakan seni tari dengan teknik beladiri dan teknik jurus melumpuhkan gerakan lawan. Selain itu pencak silat cenderung menekankan pada aspek kemampuan teknis beladiri dengan mengandalkan kekuatan fisik dan kemampuan bertahan dan melindungi diri dalam menghadapi sebuah serangan dari bahaya baik itu manusia dan binatang buas.

Dalam aspek ini biasanya pesilat akan dituntut untuk mempelajari gerakan jurus silat dan senjata sebagai pembekalan penyempurnaan jurus dan pertahanan dalam bertarung.

d. Aspek Olahraga

Bahwa aspek fisik dalam pencak silat memiliki peran yang sangat penting. Seorang pesilat selain harus menyesuaikan pikiran dengan olah tubuh, fisik juga diperlukan dalam pengembangan seni dan penguasaan teknik seni. Salah satu aspek terpenting dari aspek olahraga dalam pencak silat ialah sebagai ajang prestasi, salah satunya melalui sebuah turnamen dan kompetisi yang mana kegiatan ini merupakan bagian dari aspek olahraga.

Aspek olahraga meliputi pertandingan dan demonstrasi bentuk-bentuk jurus, baik untuk tunggal, ganda atau regu. Karena di era modern pencak silat selain berfungsi sebagai sarana bela diri juga andil dalam dunia pendidikan sebagai sarana prestasi, sedangkan dalam pengambilan nama pencak silat dan padepokannya (tempat berlatihnya) berbeda satu sama lain, sesuai dengan aspek-aspek yang ditetapkan. Banyak aliran yang menemukan asalnya dari pengamatan atas perkelahian binatang liar. Sifat-sifat harimau dan monyet ialah dari contoh aliran-aliran yang digunakan dalam penerapan nama sebuah aliran silat di nusantara.

2. Pertandingan Pencak Silat

Olahraga pencak silat merupakan salah satu cabang olahraga yang di dipertandingkan. Dalam pertandingan pencak silat, terdapat pembagian kelas menurut jenis umur dan berat badan. Berikut ini berbagai kelas dalam pencak silat.

a. Pembagian Kelas

1) Menurut Umur

Menurut umurnya, pesilat terbagi atas 3 golongan, yaitu:
a) Golongan remaja berumur di atas 14 sampai 17 tahun.
b) Golongan teruna berumur di atas 17 sampai 21 tahun.
c) Golongan dewasa berumur di atas 21 sampai 35 tahun.

2) Menurut Berat Badan

Menurut berat badan, pesilat terbagi dalam kelas-kelas.

a) Golongan Remaja

Kelas A, 33 - 39 kg
Kelas B, di atas 36 - 39 kg
Kelas C, di atas 39 - 42 kg
Kelas D, di atas 42 - 45 kg
Kelas E, di atas 45 - 48 kg
Kelas F, di atas 48 - 51 kg
Kelas G, di atas 51 - 54 kg
Kelas H, di atas 54 - 57 kg
Kelas I, di atas 57 - 60 kg

b) Golongan Teruna

Kelas A, 40 - 45 kg
Kelas B, di atas 45 - 50 kg
Kelas C, di atas 50 - 55 kg
Kelas D, di atas 55 - 60 kg
Kelas E, di atas 60 - 65 kg
Kelas F, di atas 65 - 70 kg
Kelas G, di atas 70 - 75 kg
Kelas H, di atas 75 - 80 kg
Dengan seterusnya selisih 5 kg
Kelas bebas, berat di atas 65 kg.

b. Waktu Pertandingan

Permainan dilangsungkan dalam 3 babak yang setiap babak terdiri dari 2 menit dan waktu istirahat 1 menit.

c. Sasaran

Sasaran perkenaan adalah dada, perut, punggung dan pinggang kiri serta kanan. Bagian tungkai lengan dapat dijadikan sasaran serangan menjatuhkan dan mengunci tetapi tidak mempunyai nilai sebagai sasaran perkenaan. Setiap pertandingan dipimpin oleh 1 (satu) orang wasit dan dibantu oleh 5 (lima) orang juri penilai.

3. Tata Cara Pertandingan Pencak Silat


Pertandingan dipimpin oleh seorang ketua pertandingan dan dibantu oleh 5 (lima) orang juri. Tata cara pertandingan yang harus dilaksanakan adalah sebagai berikut.
  • Pesilat yang akan melaksanakan pertandingan memasuki gelanggang pertandingan, kemudian memberi hormat secara berurutan kepada ketua pertandingan, dilanjutkan kepada juri atau penonton.
  • Pertandingan atau peragaan dilakukan setelah gong berbunyi atau lampu hijau menyala. Tanda peringatan dengan peluit, bel, atau lampu kuning. Tanda tersebut akan diberikan sepuluh detik menjelang waktu berakhir.
  • Setelah waktu yang ditentukan berakhir, pengamat waktu kembali memukul gong atau menyalakan lampu merah. Pesilat diberi kesempatan 15 detik untuk menyelesaikan peragaannya.
  • Pesilat kembali memberi hormat secara berurutan kepada juri atau penonton, dilanjutkan kepada ketua pertandingan. Kemudian pesilat keluar gelanggang.
Demikianlah pembahasan mengenai "Penjelasan Aspek dan Pertandingan Pencak Silat", semoga dengan adanya artikel ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan yang bermanfaat untuk anda.

Related Posts:

Bermacam Bahasa di Indonesia (Karakter dan Wilayahnya)

Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku bangsa yang mendiami pulau-pulau dari sabang sampai merauke juga memiliki bahasa.

1. Bahasa-bahasa Daerah di Indonesia

Bahasa-bahasa yang digunakan oleh masyarakat Indonesia sangat banyak sekali. Masing-masing bahasa tersebut memiliki karakteristik tersendiri. Berikut ini beberapa bahasa yang terdapat di Indonesia.

a. Bahasa Jawa

Sesuai dengan keadaan geofisik pulau Jawa, maka kita membedakan beberapa subdaerah linguistik yang masing-masing mengembangkan dialek-dialek bahasa Jawa yang perbedaannya antara yang satu dengan lain terlihat jelas sekali.

Di bagian wilayah barat Jawa terdapat daerah aliran sungai Serayu yang berasal dari kompleks pegunungan Dieng, Sundoro, Sumbing, yang mengalir ke arah barat daya sebelum akhirnya bermuara di Samudra Hindia di sebelah selatan pulau Jawa. Orang-orang Jawa yang tinggal di daerah aliran sungai ini mengucapkan suatu dialek banyumas yang khas, dimana vokal bawah belakang dalam bahasa Jawa umum diucapkan sebagai vokal bawah tengah yang sering kali diakhiri dengan pita suara tutup pada akhir kata.


Di daerah sungai Opak, Praga dan hulu sungai Bengawan Solo, di tengah-tengah komplek gunung merapi - Merbabu-Lawu, dipergunakan dialek Jawa Tengah Solo - Jogja. Daerah ini juga merupakan daerah pusat kebudayaan Jawa - Keraton yang dianggap sebagai daerah sumber dari nilai-nilai dan norma-norma Jawa.

Dengan demikian, dialek Solo-Jogja juga dianggap sebagai "bahasa Jawa yang beradab". Dalam dialek ini penggunaan bahasa Jawa dengan sistem kesembilan gaya bertingkat itu betul-betul sudah berkembang mencapai kerumitan yang luar biasa.

Di sebelah utara daerah ini terdapat dialek Jawa pesisir yang dipergunakan di kota-kota daerah pantai utara. Dialek ini tidak jauh berbeda dari dialek Solo-Jogja. Bagian barat daerah subkebudayaan pesisir sangat dipengaruhi kebudayaan dan bahasa Sunda yang tampak pada dialek Cirebon, Indramayu, Tegal, dan daerah-daerah sekitarnya.

Sebelah timur daerah subkebudayaan Jawa Tengah adalah sungai Brantas yang juga melingkupi daerah-daerah sekitar Madiun dan Kediri di bagian baratnya, dan kota Malang, Lumajang, dan Jember di bagian timurnya. Logat yang diucapkan di daerah itu sangat dipengaruhi oleh dialek Solo-Jogja dan bahkan mirip sekali, kecuali yang dipakai di delta sungai Brantas, khususnya kota Surabaya yang memiliki dialek yang sangat khas pula.

Bahasa Jawa yang dipakai di daerah pantai Jawa timur sangat banyak terpengaruh bahasa Madura, yaitu suatu bahasa yang sama sekali berbeda dengan bahasa Jawa. Adapun bahasa yang dipergunakan di ujung timur pulau Jawa, yaitu Banyuwangi dan Blambangan banyak dipengaruhi oleh bahasa Bali.

Di ujung sebelah barat pulau Jawa, yaitu di sebelah barat daerah kebudayaan Sunda, terdapat daerah Banten yang menggunakan suatu logat bahasa Jawa yang khas.

Daerah mencangkup daerah sebelah barat kota Jakarta hingga kota Merak, dan kearah selatan berbatasan dengan kota Bangka Belitung dan Pandeglang. Penduduk di daerah ini berbicara dua bahasa (bilingual), yaitu bahasa Jawa, Banten, dan bahasa Sunda, tetapi kota Serang, yang merupakan ibu kota daerah itu, terutama memakai bahasa Sunda.

b. Bahasa Gayo

Dalam kehidupan sehari-hari, bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi antara sesama anggota masyarakat Gayo adalah bahasa Gayo. Adapun yang kita maksudkan dengan "bahasa Gayo" pada masa ini adalah bahasa setempat yang telah mendapat pengaruh bahasa dari luar. Bahasa yang dimaksud antara lain adalah bahasa Aceh sebagai bahasa tetangga yang terdekat. Namun, bahasa luar yang paling banyak pengaruhnya adalah bahasa Indonesia.

Hal itu menjadi sangat mungkin karena memang telah mempunyai dasar yang kuat. Dari 100 kata dari daftar swadesh terdapat 41% persamaan antara bahasa Gayo dan Melayu. Dengan bahasa karo persamaannya lebih besar lagi (46%), sedangkan denga bahasa Aceh persamaannya lebih kecil (35%).

Pengaruh bahasa Indonesia sangat besar, karena bahasa itu telah dipergunakan di sekolah-sekolah, dalam rapat-rapat, bahkan dalam pidato adat. Pidato adat yang sebenarnya sarat dengan ungkapan-ungkapan adat, kini sedikit demi sedikit telah dimasuki oleh unsur bahasa Indonesia. Diantara unsur kata bahasa Indonesia yang cukup besar memengaruhi bahasa Gayo adalah dalam istilah kekerabatan.

Kalau biasanya setiap kerabat mempunyai istilah tersendiri, kini sudah diganti dengan istilah bahasa Indonesia. Sebagai contoh istilah Gayo untuk: ayah, saudara laki-laki ayah, saudara sepupu ayah, saudara laki-laki itu kerabat laki-laki ayah dari satu klen disebut dengan kata "bapak". Demikian untuk kerabat-kerabat perempuan banyak yang telah diganti dengan istilah bahasa Indonesia padahal untuk kerabat-kerabat tersebut ada tutur yang khusus.

Selain bahasa sehari-hari sesungguhnya masih ada ragam bahasa dalam berbagai bentui upacara, kesenian, dan kegiatan lainnya. Dalam pidato adat (melengkang) terungkap bahasa yang penuh dengan tamsil dan ungkapan-ungkapan yang jarang terdengar dalam kehidupan sehari-hari. Tangisan-tangisan adat dalam rangka perkawinan (sebuku mungerji), bahasa dalam tangisan kematian (sebuku mate) terwujud bahasa tersendiri yang bersifat sastra.

Dalam kesenian, misalnya kesenian lidong terwujud pula bahasa yang penuh dengan puisi tersendiri. Dalam hubungan muda-mudi secara adat di mana komunikasinya berlangsung dengan bahasa pantun menunjukkan pola bahasa tersendiri pula.

c. Bahasa Tolaki

Bahasa Tolaki adalah salah satu bahasa yang tergolong dalam keluarga bahasa Bungku-laki. Di dalam keluarga bahasa itu termasuk pula bahasa Morin. Bahasa Tolaki bersama dengan bahasa Mopute, Cendawa, Meronene, dan bahasa Caiwui termasuk kelompok bahasa Bungku.

Adapun bahasa Tolaki itu sendiri mempunyai paling sedikit dua dialek, yaitu dialek bahasa Konawi dan dialek bahasa Mekongga. Bahasa Morin terdiri atas bahasa-bahasa di sekitar danau Matana.

Penduduk yang berbahasa Tolaki sebagaj cabang dari keluarga bahasa Bungku-laki yang berpusat di wilayah sekitar danau Matana bergeser ke arah selatan di hulu sungai Lasolo dan Konawe'cha yang mula-mula berlokasi di Andolaki, yaitu lokasi permukiman pertama orang Tolaki.

Selanjutnya bahasa ini bergeser ke timur sampai di pesisir sungai Lasolo dan sungai Lalindu di kecamatan Mawewe, Tirawuta, Lambuya, Una'aha, Wawotobi, Lasolo, Sumbara, Mandonga, Kendari, Ranome'eto, Pu'unggaluku, Tinanggea, Maramo dan Wawoni'i ke selatan sampai di wilayah kecamatan Wundulako dan Kataka ke barat sampai di wilayah kecamatan Lasusua dan Pakue.

2. Karakteristik Bahasa Austronesia dan Papua

a. Karakteristik Bahasa Austronesia

Bahasa Austronesia mempunyai banyak jenis. Bahasa Austronesia di Indonesia terdiri atas tiga kelompok, yaitu kelompok Malayo Polinesia Barat, kelompok Malayo/Polinesia tengah, dan Halmahera Selatan Papua Barat. (pembagian secara genealogis/keturunan)

Secara tripologis, rumpun bahasa Austronesia dibagi menjadi empat kelompok, yaitu sebagai berikut.
  1. Bahasa-bahasa dengan sistem Diatesis Morfologis Tipikal Austronesia. Kelompok ini terdiri atas sub kelompok, yaitu tipe ibarat bahasa Indonesia dan tipe ibarat bahasa Tagalog. Tipe ibarat bahasa Indonesia digunakan di daerah: Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, Bali, Jawa, Sumatera Utara, dan Kalimantan Episode Utara.
  2. Bahasa-bahasa dengan sistem Diatesis campuran dengan persesuaian pronominal. Bahasa tipe ini digunakan di Sulawesi Tenggara.
  3. Bahasa-bahasa Isolasi. Bahasa-bahasa Isolasi digunakan di Flores dan Timor.
  4. Bahasa-bahasa dengan persesuaian tanpa sistem Diatesis bahasa tipe ini digunakan di tempat Nusa Tenggara Timur, Maluku Utara, dan Maluku Selatan.
Bahasa Austronesia digunakan di wilayah gugusan kepulauan Hawaii, Formosa, Filiphina, Kepulauan Maluku, Sulawesi, Kalimantan, Jawa, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Bali, Jawa, Sumatra, Semenanjung Malaya, dan Madagaskar.

b. Karakteristik bahasa Papua

Papua mempunyai bahasa dan suku bangsa yang jumlahnya paling banyak di Indonesia. Bahasa-bahasa di Papua dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu fila bahasa-bahasa Melanesia dan fila bahasa-bahasa non Melanesia. Fila bahasa-bahasa Melanesia merupakan episode tengah selatan dari fila besar bahasa-bahasa Austronesia. Bahasa-bahasa non Melanesia merupakan bahasa khas Papua.

Penelitian-penelitian bahasa-bahasa papua masih sangat terbatas. Hal itu dikarenakan antara lain sebagai berikut.
  1. Faktor komunikasi, karena di tempat pedalaman hampir tidak ada jalan-jalan sehingga kesulitan untuk bertemu dengan informan.
  2. Faktor sosial politik, karena gabungan komunitas adat sering saling bermusuhan.
  3. Faktor pantang bahasa, yaitu ada kata-kata yang tidak boleh diucapkan secara pribadi (harus menggunakan sinonim).
Wilayah yang menggunakan bahasa Papua.
  1. Masyarakat Arfak, merupakan penduduk asli tempat pedalaman Manokwari di Papua episode barat.
  2. Masyarakat Dani, di lembah Baliem Papua episode barat.
  3. Masyarakat Arso, di Papua episode timur.
Demikianlah pembahasan mengenai "Bermacam Bahasa di Indonesia (Karakter dan Wilayahnya)", semoga dengan adanya artikel ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan yang bermanfaat untuk anda.

Related Posts:

Penjelasan Sumber Daya Ekonomi

Sumber daya ekonomi memiliki peran yang sangat penting untuk memenuhi segala macam kebutuhan manusia yang semakin meningkat pada saat ini. Sumber daya ekonomi adalah segala alat yang digunakan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Ada 3 jenis sumber daya ekonomi yang kita kenal yaitu sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya modal. Ketiganya memiliki sifat yang langka yang pada suatu saat nanti akan habis. Selain itu, dikenal juga istilah sumber daya kewirausahaan.


Berikut ini adalah penjelasan lengkap mengenai macam-macam sumber daya ekonomi tersebut.

1. Sumber Daya Alam

Sumber daya alam merupakan semua yang ada di alam yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan barang dan jasa. Nah, barang dan jasa inilah yang nanti dapat sebagai alat pemenuh kebutuhan. Beberapa sumber daya alam harus diolah terlebih dahulu agar bisa dimanfaatkan beberapa diantaranya minyak bumi, gas, dll. Namun ada juga yang langsung dapat digunakan oleh manusia, misalnya cahaya matahari, angin, dll.

Namuj dalam pengelolaan sumber daya manusia diperlakukan pengawasan yang ketat. Hal ini merupakan salah satu upaya untuk mencegah pengeksploitasian yang berlebihan. Jika itu terjadi, maka bukan manfaat yang akan didapat melainkan juga bencana.

2. Sumber Daya Manusia

Kunci suatu kemajuan dan kemunduran suatu bangsa dan negara akan bergantung pada baik tidaknya kualitas sumber daya manusia yang ada di dalam negara tersebut. Sumber daya manusia yang memiliki kualitas lebih dari yang lain akan membawa suatu negara menjadi lebiu makmur dibandingkan dengan negara lainnya.

Negara-negara yang kekurangan sumber daya alam namun memiliki sumber daya manusia yang berkualitas lebih dari pada negara lainnya dapat menjadi negara yang mampu menguasai perekonomian dunia. Dapat kita ambil contoh negara Jepang dan Singapura.

Manusia selain berperan sebagai konsumen bagi barang dan jasa, manusia juga merupakan sumber daya ekonomi yang membawa manfaat  bagi kehidupan bermasyarakat dan bernegara apabila kemampuannya dimanfaatkan secara maksimal. Hal ini disebabkan manusia sebagai makhluk ciptaan tuhan telah dikaruniai berbagai kelebihan berupa kecerdasan serta hati nurani. Negara yang memiliki sumber daya manusia yang baik biasanya menjadi negara yang lebih maju dan terdepan dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tak heran mengapa negara seperti Amerika, Jepang, Inggris, Korea dan Jerman sangat maju dan terdepan dalam pengembangan teknologi. Karena mereka peduli dan mendukung penuh perkembangan sumber daya manusia di negara tersebut yang sangat berkualitas.

Sumber daya manusia akan menjadi sumber daya ekonomi yang berkualitas jika memenuhi unsur-unsur seperti berikut.

a. Akhlak yang Baik

Akhlak yang baik menjadi dasar segala tingkah laku manusia untuk selalu berkelakuan baik, jujur, adil serta berusaha agar tidak merugikan orang lain dan dirinya sendiri dalam setiap perbuatan dan ucapannya. Sehingga keberadaannya akan selalu bermanfaat, berguna bagi orang lain dan tidak sia-sia. Dengan akhlak yang baik inilah sumber daya manusia akan selalu terhindar dari berbagai macam kejahatan seperti korupsi dan perbuatan curang lainnya yang menghancurkan generasi bangsa. Dengan akhlak yang baik, maka manusia tidak akan menghancurkan sumber daya alam hanya keserakahan semata.

b. Keahlian

Keahlian seseorang memiliki peran yang sangat penting guna menunjang perkembangan dunia. Negara yang memiliki aset sumber daya manusia berkeahlian mumpuni umumnya negara tersebut sangat maju dalam perkembangan teknologinya dibandingkan dengan negara lain dengan sumber daya manusia berkeahlian rata-rata. Manusia memiliki keahlian tinggi mampu menyelesaikan pekerjaannya sesuai dengan target yang ditetapkan baik dalam segi waktu maupun kualitas hasil pekerjaan.

Jadi, manusia yang memiliki keahlian akan sangat berguna dalam upaya menghasilkan barang dan jasa yang berkualitas. Contoh sederhana dari keahlian sumber daya manusia bisa kita bandingkan antara Indonesia dengan Jepang. Keahlian sumber daya manusia Indonesia masih sangat rendah, sehingga rencana pembangunan KRL diserahkan kepada pihak asing yang memiliki keahlian lebih.

c. Kekuatan Fisik

Kekuatan fisik manusia juga sangat berguna jika diarahkan pada hal-hal yang positif. Dalam sumber daya ekonomi, kekuatan fisik berperan dalam proses produksi, distribusi hingga konsumsi. Tanpa memiliki kekuatan fisik yang baik, sumber daya manusia akan malas dan mudah lelah sehingga target pekerjaan nantinya tidak sesuai sasaran dan tidak produktif.

3. Sumber Daya Modal

Coba perhatikan aktivitas petani atau pedagang yang ada di lingkungan anda. Petani tidak mungkin mengolah tanah hanya dengan kedua tangannya. Ia memburuhkan bibit padi, cangkul bajak, tau traktor, penyemprot hama, pupuk, dan sebagainya. Tanpa barang-barang tersebut, pekerjaan yang ia lakukan akan membutuhkan waktu lebih lama dan hasil panen tidak akan maksimal.

Segala sesuatu yang diperlukan untuk meningkatkan proses produksi ini disebut modal. Sebagai sumber daya ekonomi, modal dapat kita kelompokkan. Pengelompokkan modal tersebut, yaitu:

a. Berdasarkan Wujudnya

Berdasarkan wujudnya, modal dapat dibedakan sebagai berikut.

1) Modal uang

Modal uang adalah uang yang digunakan untuk proses produksi. Contoh: uang untuk membeli mesin atau bahan-bahan mentah.

2) Modal barang

Modal barang adalah benda atau barang yang digunakan untuk modal produksi. Contoh: tanah, gedung, kantor, dan kendaraan.

b. Berdasarkan Bentuknya

Berdasarkan bentuknya, modal dapat dibedakan sebagai berikut.

1) Modal nyata

Modal nyata merupakan modal yang dapat diukur, dilihat, atau ditimbang. Modal nyata terdiri atas modal barang dan uang. Contoh: persediaan barang-barang, mesin, dan uang kas.

2) Modal abstrak

Modal abstrak adalah modal yang tidak terlihat, tetapi hasilnya dapat dilihat atau dirasakan. Contoh: keterampilan, kepandaian, keahlian, keunggulan, ketelitian dan nama baik.

c. Berdasarkan Sumbernya

Berdasarkan sumbernya, modal dibedakan sebagai berikut.

1) Modal sendiri

Modal sendiri merupakan modal yang dimiliki seseorang dan dapat memberikan keuntungan kepada pemiliknya. Jika mengalami kerugian, maka resiko secara penuh ditanggung oleh pemilik modal atau pemilik perusahaan. Contoh: saham, modal, patungan, dan modal milik perusahaan.

2) Modal pinjaman

Modal pinjaman adalah uang atau barang modal yang diperoleh dari pihak lain. Contoh: modal perusahaan yang diperoleh dari pinjaman bank atau utang luar negeri.

d. Berdasarkan Sifatnya

Berdasarkan sifatnya, modal dibedakan sebagai berikut.

1) Modal lancar

Modal lancar adalah modal atau berupa barang yang habis terpakai dalam satu kali proses produksi. Contoh: uang kertas, persediaan barang dagangan, dan piutang.

2) Modal tetap

Modal tetap adalah barang-barang atau benda-benda yang dapat digunakan lebih dari satu kali pakai dalam proses produksi. Contoh: mesin-mesin, gedung, kantor, dan peralatan lainnya sebagai penunjang produksi.

Selama pemakaiannya, modal tetap dapat mengalamo penurunan nilai atau mengalami depresiasi sehingga secara bertahap modal tetap ini perlu diganti. Oleh karena itu, perusahaan memerlukan penyediaan keuangan untuk penyusutan aktiva mereka.

Cara penghitungan biaya depresiasi didasarkan biaya semula (awal) dari aktiva tetap. Namun demikian, selama periode inflasi (kenaikan harga-harga umum) biaya penggantian dari suatu aktiva lebih tinggi dari pada semula.

e. Berdasarkan Subjek (Siapa yang Memiliki)

1) Modal perorangan

Modal perorangan adalah modal yang hanya dimiliki oleh satu orang. Misalnya bangunan milik pribadi, uang dan mesin-mesin.

2) Modal masyarakat

Modal masyarakat adalah modal yang dimiliki oleh orang banyak dan digunakan untuk kepentingan orang banyak. Contohnya sarana dan prasarana umum.

Demikianlah pembahasan mengenai "Penjelasan Sumber Daya Ekonomi", semoga dengan adanya artikel ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan yang bermanfaat untuk anda.

Related Posts: